kantor di rumah

kantor di rumah (Small Office Home Office) adalah Solusi Bisnis untuk kita bersama. Analisa, Strategi, Promosi dan Ikhtiar ber-bisnis mandiri kita bahas bersama di sini.

Jl. Prof DR Lafran Pane No.26, Cimanggis, Depok. | SMS +62-812-8000-7019

Membangun bisnis mandiri skala International

Membangun bisnis mandiri Eksportir Indonesia bersama pebisnis Korea, China dan Malaysia.

http://eksportir-indonesia.com | email:eksportir.indonesia@gmail.com

Bersama kita bisa...!!!

Bersama-sama membangun Bisnis Mandiri untuk mendapatkan Kebebasan Waktu dan Kebebasan Finansial bersama komunitas kantor di rumah.

Komunitas Kantor di Rumah: http://facebook.com/kantor.di.rumah.

Kebebasan Waktu dan Kebebasan Finansial

Dengan memiliki Bisnis Mandiri yang baik dan stabil, kebebasan waktu dan kebebasan finansial dapat kita miliki sehingga kita memiliki waktu yang berkualitas untuk beribadah dan keluarga.

Dari Rumah hingga ke mancanegara

Dengan ide yang cemerlang, kita bisa memiliki bisnis dari kantor di rumah hingga ke Mancanegara...

http://eksportir-indonesia.com

Jasa Pasang utk Pemasangan Pagar, Panel Beton dan Siap Pakai - Ringan Harga Murah


Jasa Pasang utk Pemasangan Pagar, Panel Beton dan Siap Pakai - Ringan Harga Murah adalah jasa untuk pemasangan panel beton Precast ringan Siap pakai. Pemasangan panel beton menggunakan kerangka besi 4mm. Permukaan panel bisa langsung dicat tanpa membutuhkan acian lebih dahulu. Panel Precast Juga Bisa diaplikasikan di tempat basah seperti kamar mandi dan dapur.

Jasa Pasang utk Pemasangan Pagar, Panel Beton dan Siap Pakai - Ringan Harga Murah

Efisien dan Hemat

1. Panel Siap Pasang

Nitton dapat langsung dipasang, tanpa harus disambung lebih dahulu Permukaan Nitton dapat langsung dicat / aplikasi interior lainnya tanpa harus diaci lebih dahulu.

Panel Siap Pasang

2. Menyediakan Jasa Pemasangan.

Kami menyediakan jasa pemasangan untuk memudahkan dan mempercepat anda menyelesaikan pembangunan Kami juga siap melatih team anda unutk melakukan pemasangan secara gratis.

Jasa Pasang utk Pemasangan Pagar, Panel Beton dan Siap Pakai - Ringan Harga Murah
Video Cara Pemasangan :

Video Cara Pemasangan

3. Space lebih luas.

Ketebalan Nitton adalah 7 cm, dibandingkan dengan ketebalan tembok biasa sekitar 8-10 cm.
Dari Luas area  300 m2  anda akan mendapatkan luas tambahan sebesar 2 m2

Space lebih luas

4. Dapat dilepas dan dipasang berulang.

Panel Nitton dapat dileas dan dipasang kembali tanpa merusak panel.

Dapat dilepas dan dipasang berulang-ulang

Keunggulan 
Jasa Pasang utk Pemasangan Pagar, Panel Beton dan Siap Pakai - Ringan Harga Murah :

1. Tulang Kawat

Nitton menggunakan kawat besi (diameter 4 mm) pada bagian dalam panel sehingga struktur lebih kuat.
Komponen kawat besi pada bagian dalam panel membuat nitton tahan terhadap gempa.

Tulang Kawat
2. Ringan

Meringankan sistem pondasi keseluruhan bangunan karena berat jenis panel ringan NITTON mengikuti standart international.
Sebagai Ilustrasi :
  • Berat m3 cor beton = 2400 kg,
  • Berat m3 bata ringan = 500 kg
  • Berat m3 NITTON = 1200 kg
Ringan

3. Kedap Suara

Kedap suara dengan adanya celluar (lubang-lubang partikel didalam panel) yang membantu menurunkan vol suara dibadingkan dengan tembok biasa atau dengan gypsum board.

Kedap Suara

4. Bisa dipesan Sesuai Kebutuhan.

Ukuran panel NITTON bisa dipesan sesuai dengan kebutuhan. Ketebalan 4 - 12 cm dan untuk panjangan 275 – 300 cm.

Dipesan sesuai Kebutuhan


Hasil Uji Lab

Hasil Pengujian di Laboratorium Uji Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil, Universitas Indonesia

Hasil Uji Kuat Tekan
Hasil Test Untuk Balok Mortar

www.solusi-properti.com

Development by PT. Nuraria Properti Indonesia
Hubungi: Noer Rachman Hamidi
Email: nrachmanbiz@gmail.com
PH: 021-85597373
HP: 0816-289719

Kantor di Rumah, www.kantor-di-rumah.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Sikap kita dalam mengatasi Krisis

Kita tahu bahwa krisis finansial global sampai saat ini belum jelas ujung penyelesaiannnya.  Di dalam negeri kita nampak adem ayem, karena lebih suka mengurusi pesta demokrasi yang ini dan itu. Jadi nggak ada yang punya waktu mengurusi krisis.

Realita pahitnya sudah nampak; hampir setiap hari kita membaca berita buruh yang dirumahkan, PHK karyawan dan lain sebagainya.

Sikap kita dalam mengatasi Krisis
Sikap kita dalam mengatasi Krisis
Semoga hal ini tidak menimpa perusahaan atau diri Anda; namun apa yang Anda akan lakukan bila yang terjadi adalah sebaliknya ? bila perusahaan tempat kerja Anda terancam bangkrut terkena imbas krisis finansial global dan Anda harus kehilangan pekerjaan ?.

Jangan keburu sedih dahulu !. kalau Anda sabar dalam menerimanya- bisa jadi ini awal kebaikan bagi Anda.

Pertama saran saya carilah buku do’a dan dzikir Rasulullah SAW (kalau Anda belum punya). Yang paling sederhana dan straight forward adalah Al-Ma’tsurat yaitu kumpulan do’a-do’a yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.  Buku ini diterbitkan oleh beberapa penerbit dengan berbagai versi dan ukuran – pilih yang Anda comfortable.

Di dalam Al-ma’tsurat tersebut banyak sekali do’a yang indah-indah untuk dibaca pagi dan petang; yang paling penting untuk melawan krisis ini adalah di do’a berikut :

Allahumma innii a’udzubika minal hammi wal khazan, wa a’udzubika minal ‘adzji wal kasal, wa a’udzubika minal jubni wal bukhl, wa a’udzubika min ghalabati al-daini wa khohri al rijaal.

“Ya Allah saya bersungguh-sungguh berlindung kepadaMu dari rasa susah dan sedih, dan aku berlindung kepadaMu dari rasa lemah dan malas, dan aku berlindung kepadamu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepadamu dari lilitan hutang dan tekanan orang lain.”

Sambil kita mohon pertolongan dan Do’a kepadaNya,  yang harus kita lakukan adalah ikhtiar yang sungguh-sungguh.

Sadarilah bahwa ‘kebangkrutan’ perusahaan besar tempat Anda bekerja sebelumnya bisa jadi memang sudah seharusnya terjadi. Perusahaan-perusahaan besar (yang bangkrut tersebut) rata-rata bagus pada jenis pekerjaan atau produk yang telah lewat; tetapi belum tentu bagus untuk pekerjaan/produk masa kini maupun masa datang.

Untuk masa kini dan masa datang dibutuhkan usaha-usaha kecil yang dapat bergerak cepat dan luwes. Inilah peluang Anda untuk menciptakan usaha-usaha kecil yang dapat bergerak sangat cepat dan luwes ini dibidang keahlian Anda masing-masing.

Masih belum punya ide usaha ?; jangan pula khawatir - Anda tidak harus memulai segala sesuatunya dari nol.

Ada kearifan jawa – yang konon bisa jadi waktu penjajahan Jepang dahulu – Jepang belajar dari kearifan ini dan dan dijadikan oleh-oleh kenegerinya, yang kemudian membuat mereka  sangat maju selepas perang dunia II – wow -! Apa itu ?.
  • memperhatikan usaha atau produk orang lain yang sudah maju.
  • memperhatikan sambil mengidentifikasi cirri-ciri atau karakter usaha atau produk yang sudah sukses.
  • menirukan dari usaha atau produk yang sudah berhasil di pasar.
  • menambahkan atau memodifikasi model usaha atau produk yang sudah teruji di pasar.
Kalau dengan meniru (dan nambahi) saja Jepang bisa sangat maju seperti sekarang, apalagi kalau Anda punya ide-ide yang orisinil, maka insyaallah Anda akan memiliki peluang sukses yang sangat besar - di kala dunia sedang krisis sekalipun.

Syaratnya apa untuk kesuksesan ini ?; ya kembali ke do’a yang diatas tadi. Anda tidak perlu bersedih; Anda tidak boleh lemah dan malas, Anda harus menjadi pemberani dan tidak kikir, Anda tidak perlu mengandalkan hutang pada siapapun sehingga  Anda bisa bebas dari tekanan orang lain !.

Wallahu A’lam.

http://goo.gl/P2yVi
www.kantor-di-rumah.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Musibah oleh Perbuatan Kita Sendiri

Dan apa musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). QS 42:30

Musibah oleh Perbuatan Kita Sendiri
Musibah oleh Perbuatan Kita Sendiri
Di kala dunia lagi sibuk mengatasi krisis ini, kita di Indonesia masih asyik berpesta pora menghabiskan dana yang nggak kehitung jumlahnya. Setelah pesta ‘demokrasi’ yang ini selesai lanjut lagi dengan pesta yang itu...!, jumlah yang kecewa akan berpuluh kali lipat dari yang bergembira.

Mengapa ?, karena setiap kursi yang diperebutkan mereka harus bersaing dengan puluhan bahkan ratusan kandidat lainnya. Padahal masing-masing kandidat telah menguras harta kekayaannya untuk kursi yang mereka perebutkan tersebut. Maka tepatlah langkah antisipatif yang dilakukan oleh rumah sakit- rumah sakit jiwa (RSJ) di berbagai daerah yang berbenah dan bersiap kebanjiran tamu dari para mantan calon anggota legislative ini.

Dua masalah yang berbeda ini saya gabung dalam satu tulisan karena diantara keduanya ada benang merah persamaannya. Yaitu mereka menciptakan musibah bagi diri (atau bangsa) mereka sendiri seperti ayat yang saya kutip di awal tulisan ini.

Para pemimpin dunia berusaha mengatasi problem yang dihadapi oleh ekonomi kapitalisme ribawi – padahal ekonomi yang ribawi ini sudah dijanjikan kehancurannya oleh Allah Ta’ala pencipta kita semua. (QS 2 : 276 & 279)

Para caleg yang sangat ingin (tetap) menjadi Anggota Legislative dengan mengeluarkan seluruh sumber daya yang dimilikinya, mudah-mudahan mereka sadar tentang apa tugas mereka setelah benar-benar terpilih.

Tugas utama anggota legislative adalah membuat undang-undang atau membuat hukum; padahal muslim yang membaca Al-Qur’an dan mengerti maknanya tentu tahu bahwa kalau kita berhukum kepada hukum selain hukum Allah – maka menurut Al-Qur’an kita dihukumi sebagai kafir (QS 5 :44) , dhalim (QS 5:45) dan fasik (QS 5:47). Kalau yang berhukum (yang menggunakan) saja dihukumi seperti ini, lantas apa hukumnya bagi orang yang membuat hukum diluar hukum Allah tersebut ?, lantas apa pula hukumnya bagi orang yang membantu (memilih) mereka untuk menjadi pembuat hukum selain hukum Allah ?. Biarlah pertanyaan ini jadi renungan kita masing-masing menjelang hari pemilihan minggu depan.

Nasihat kecil ini barangkali berguna bagi sebagian besar calon (karena sebagian besarnya tentu tidak akan kepilih); bersyukurlah Anda bila nanti tidak kepilih. Bisa jadi Allah Ta’ala sedang sayang kepada Anda sehingga Anda diselamatkan olehNya, bisa jadi pula kalau Anda kepilih malah membuat musibah untuk diri dan bangsa Anda sendiri. Buatlah kecewa RSJ-RSJ yang telah siap menerima Anda, karena Anda tidak kunjung datang, karena Anda bukannya stress malah bersyukur dan berbahagia dengan tidak menjadi anggota legislative. Berterima kasih pulalah Anda pada saudara-saudara Anda yang tidak memilih Anda, karena dengan demikian mereka telah ikut berpartisipasi menyelamatkan Anda dengan ijin Allah.

Lebih baik mencari rejeki yang banyak melalui "jalur perdagangan", kita investasikan modal kita melalui cara yang benar dan insyaAllah kita akan dapat memberikan upah yang banyak kepada orang-orang yang bekerja untuk kita yang juga akan menjadi amalan sodaqoh kita. Janganlah kita berinvestasi modal besar untuk mendapatkan keuntungan yang besar melalui "jalur pengabdian", dimana kita bekerja untuk menerima upah. Kondisi inilah yang menyebabkan maraknya korupsi dimana-mana.

Hidup ini pilihan, bila Anda memilih sebagai hamba abdi atau penerima upah, Anda adalah follower (pengikut) dari yang memberikan upah untuk Anda, pemberi upah tersebut bisa para pedagang/pengusaha atau rakyat/negara. Sadarlah bahwa Anda harus bekerja dengan ikhlas sesuai dengan komitmen tanggung jawab dan upah yang Anda terima, Janganlah berharap terlalu tinggi yang mengakibatkan musibah untuk diri Anda.

Bila Anda memilih sebagai pedagang/pengusaha, Anda adalah leader (pemimpin) yang insyaAllah akan memakmurkan umat dari jalur produksi dan  perdagangan dari hasil investasi modal dan waktu yang dapat menggerakkan stimulus perekonomian negara dan memberikan upah kepada para pekerja yang mengikuti (follower) Anda. Berharaplah setinggi mungkin kepada Allah SWT, karena Andalah pendekar-pendekar kemakmuran umat yang telah bersedia menjadi penggerak roda perekonomian negara.

Wallahu A’lam.


Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Membuat perencanaan Usaha Mandiri

Entrepreneur itu bisa belajar dari siapa saja, bahkan bisa belajar dari seorang petinju seperti Mike Tyson sekalipun. Melalui ucapannya yang terkenal “semua orang bisa ber-strategi, tetapi ketika pukulan lawan mengenai muka Anda – baru Anda tahu apakah strategi Anda bekerja atau tidak” – dia memberi pelajaran bagi para (calon) entrepreneur bahwa strategi saja tidak cukup. Karena realita ini pulalah kini mulai terjadi perubahan pendekatan dalam memulai usaha, dari yang beresiko tinggi ke arah yang beresiko relatif lebih rendah.

Ironinya resiko tinggi itu bisa jadi ketika usaha dimulai dengan menyiapkan business plan yang sangat detil, dikumpulkan modalnya yang besar untuk memulainya - kemudian baru diimplementasikan. Contoh kasus kegagalan fenomenal yang sering dijadikan case study di sekolah-sekolah bisnis adalah kegagalan proyek telephone satelit Iridium – yang sebelum  mengajukan proses kebangkrutannya tahun 1999 – telah menghabiskan dana US$ 5 Milyar.

Lantas bagaimana usaha bisa bermula bila tanpa perencanaan yang detil ? jawabannya adalah memulai dengan ber-hipotesa, kemudian bergerak membuktikan hipotesa tersebut. Secara teknis kurang lebih dapat dilihat pada ilustrasi di bawah :

Source : Harvard Business Review (05/2013)

Membuat perencanaan Usaha Mandiri
Membuat perencanaan Usaha Mandiri
Pendekatan yang kemudian disebut Lean Startup ini menggunakan filosofi yang sama dengan Lean Manufacturing yang mulai berkembang di Jepang tahun 1980-an yang disebut Kanban. Intinya adalah mulai dari yang benar-benar dibutuhkan.

Aplikasinya di industri manufacturing adalah dengan antara lain bahan baku yang pas cukup untuk produksi pada waktunya, mendeteksi kesalahan/cacat produksi sedini mungkin – dan ketika menjadi produk juga langsung didistribusikan ke pasar.

Aplikasinya di usaha baru adalah mulai dengan hipotesa siapa (calon) customer Anda, apa kebutuhannya, berapa banyak dlsb. Kemudian hipotesa ini divalidasi dengan produk yang Anda duga dibutuhkan oleh (calon) customer tersebut. Belum tentu dugaan Anda betul, dan ini hanya akan diketahui setelah produk-produk awal tersebut Anda coba jual ke para (calon) customer tersebut.

Sangat bisa jadi produk-produk tersebut akan mengalami penajaman berulang kali sampai ketemu produk yang benar-benar dibutuhkan dan diinginkan oleh customer Anda.

Hanya setelah produk final ini bisa bener-bener diterima pasar Anda, Anda bisa mulai memproduksinya secara massal, membangun portfolio customer dan membangun usaha Anda dalam skala penuh lengkap dengan berbagai divisi penunjangnya.

Mengapa cara ini beresiko lebih rendah ?, karena kegagalan-kegagalan produk akan terdeteksi di awal sebelum Anda terlanjur keluar banyak dana modal. Ketika Anda putuskan membangun usaha-pun, produk-produk Anda (bisa barang maupun jasa) telah melalui serangkaian penajaman-penajaman.

Bagaimana bila untuk membuat produk awal-pun dibutuhkan modal yang besar seperti pabrik untuk memproduksinya, atau team IT untuk mengembangkan software aplikasi dlsb ?.

Produk-produk awal untuk proses pencarian customer dan penajamannya ini tidak harus produk dalam bentuk full scale-nya. Cukup bagian utama yang mewakili produk itu, yang mencerminkan kebutuhan yang ingin dipenuhi oleh produk yang bersangkutan. Produk awal ini disebut Minimum Viable Product (MVP) yaitu versi awal dari suatu produk yang cukup untuk memvalidasi hipotesa Anda tentang adanya suatu kebutuhan.

Lantas apakah aman membuat usaha tanpa perencanaan detil ?, tanpa perencanaan detil bukan berarti tanpa perencanaan sama sekali. Ada yang minimum perlu Anda lakukan atau persiapkan sebelum memulai, yaitu membuat apa yang disebut Business Model Canvas – yaitu untuk menjawab 9 pertanyaan dasar ‘Business Model Building Block’.  Bentuknya kurang lebih seperti ilustrasi di bawah.

Membuat perencanaan Usaha Mandiri
Business Model Building Block
Jadi seperti yang dikatakan Mike Tyson tersebut di atas, intinya jangan terlalu sibuk dengan membuat strategi di atas kertas, tetapi sibuklah dengan melatih ketrampilan di lapangan – merespon dan memenuhi kebutuhan customer Anda !

http://goo.gl/JvNwv
www.kantor-di-rumah.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Jual Rumah Baru Siap Huni di Bekasi, Lokasi Strategis dekat pintu Tol JORR Jatiasih

Jual Rumah Baru Siap Huni di Bekasi, Lokasi Strategis dekat Pintu Tol JORR Jatiasih - hanya 280 meter dari pintu Tol ( PESONA JATIASIH RESIDENCE )

 --- TINGGAL 2 UNIT SAJA --- 

Di Jual Rumah Baru di Bekasi, Lokasi Strategis Dekat Pintu Tol Jatiasih dengan Harga Spesial di tahun 2013.

Jual Rumah Baru Siap Huni di Bekasi, Lokasi Strategis dekat pintu JORR Tol Jatiasih
Jual Rumah Baru Siap Huni di Bekasi, Lokasi Strategis dekat pintu JORR Tol Jatiasih
PESONA JATIASIH RESIDENCE

Map:
http://goo.gl/maps/xwbXh

Fasilitas:
  • 3 + 1 Kamar Tidur 
  • 3 + 1 Kamar Mandi 
  • Akses langsung Tol JORR
  • Bebas banjir 
  • Hanya selangkah dari Giant, Sekolah & Pusat Belanja 
  • Lokasi Strategis.
Jual Rumah Baru Siap Huni di Bekasi, Lokasi Strategis dekat pintu JORR Tol Jatiasih
Jual Rumah Baru Siap Huni di Bekasi, Lokasi Strategis dekat pintu JORR Tol Jatiasih

Jual Rumah Baru Siap Huni di Bekasi, Lokasi Strategis dekat pintu JORR Tol Jatiasih
Jual Rumah Baru Siap Huni di Bekasi, Lokasi Strategis dekat pintu JORR Tol Jatiasih

http://goo.gl/o2nWI
www.solusi-properti.com

Development by PT. Nuraria Properti Indonesia
Project Owner: Noer Rachman Hamidi
Email: nrachmanbiz@gmail.com
PH: 021-85597373
HP: 0816-289719


Rumah dijual di Bekasi
Rumah dekat Tol Jagorawi
Rumah Mewah Murah dekat Tol JORR Jatiasih
Rumah Mewah Harga dibawah 500 Juta.
Rumah dibawah 500 Juta.


Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang

Janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang.
Janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang
Janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang
Seorang pendaki gunung nan gagah berani mendaki sendirian puncak yang sangat tinggi. Di tengah pendakiannya tiba-tiba kabut tebal menutupi jarak pandangnya, dia terperosok ke jurang sempit yang gelap gulita. Setelah sempat pingsang, dia tersadar sedang bergantung pada tali yang mengikat pinggangnya. Hal pertama yang dia ingat adalah untuk memohon pertolongan kepadaNya.

Dengan badan yang masih lemah entah berapa lama pingsan, dia berdo’a lirih “…ya Rabb-ku, tolonglah aku…” kemudian dia tertidur lagi dengan lunglai, tetapi dalam mimpinya Yang Maha Penolong ‘berkata’ dengan penuh kasih sayang kepadanya : “…apakah engkau yakin Aku bisa menolongmu…?”.

Si pendaki gunung langsung terbangun dan menjawab : “…Ya Rabb, aku yakin Engkaulah yang bisa menolongku…”, kemudian setelah beberapa lama menunggu pertolongan belum datang, dia tertidur lemah lagi. Dalam mimpinya Yang Maha Penolong datang lagi dan berkata : “kalau begitu, potonglah talimu…!”.

Sang pendaki langsung terbangun dan berkata : “…potong tali…?” sambil seolah mempertanyakan petunjuk dalam mimpinya. Dia melihat kanan-kiri, atas dan bawah – semuanya gelap, dia tidak bisa melihat apa-apa. Dia bingung dan lelah, kemudian tertidur lagi.

Dalam tidurnya dia mimpi lagi hal yang sama : “…potonglah talimu…!”, lagi-lagi dia terbangun dan bertanya kembali : “…masak potong tali sih…?” dia melihat sekitarnya tetap gelap dan dia tetap tidak melihat apa-apa. Dia tertidur lagi dan sekali lagi pula dia bermimpi hal yang sama, kali ini dengan nada perintah yang lebih jelas dan lebih keras : “…POTONG TALIMU…!!!”.

Sang pendaki-pun tersentak kaget dan terbangun, tetapi dilihatnya kanan-kiri, atas- bawah tetap gelap dan dia tidak melihat apa-apa. Dalam kegalauan dan kelelahan yang luar biasa dia tertidur lagi untuk selamanya dan tidak terbangun lagi (mati !).

Setelah pencarian beberapa hari tim SAR akhirnya menemukan mayat sang pendaki gunung ini, terikat dipinggangnya – dengan kaki menggantung hanya beberapa sentimeter dari tanah !.
Mengabaikan petunjuk ketika pertolongan datang

Lelaki sang pendaki gunung ini adalah kebanyakan manusia yang merasa perkasa dengan kemampuannya – merasa bisa sendirian mengarungi perjalanan hidupnya, merasa cerdas dengan akalnya sehingga selalu men-challenge petunjukNya, dan merasa paling kuat dengan imannya sehingga tidak merasa perlu untuk selalu memperbaiki keimanannya.

Bila ditanya siapa yang memberi rezeki, dia akan langsung menjawab bahwa Allah-lah sang pemberi rezeki itu – tetapi dia tidak berani meninggalkan pekerjaannya yang bergelimang dengan riba, maisir, gharar, korupsi, nepotisme dan sejenisnya.

Dalam skala negeri yang lagi kacau-pun demikian, yang diharapkan menjadi pemimpin malah saling menelanjangi aib masing-masing, lalu masing-masing-pun berdo’a agar hukum ditegakkan dan keadilan yang akan menang. Masing-masing merasa benar, masing-masing merasa saling terdhalimi – lalu mereka berdo’a dengan harapan keadilan akan datang, mereka merasa berhak atas do’a yang pasti dikabulkan karena merasa dirinya adalah orang-orang yang terdhalimi.

Tetapi ironinya keadilan ini adalah versi mereka sendiri-sendiri, versi undang-undang yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri. Ironinya adalah mereka pada dihukum dengan hukum yang dibuat oleh mereka sendiri.

Mereka berada dalam kegelapan hukum kanan-kiri, atas-bawah, mereka mencari dan memohon keadilan. Namun ketika keadilan itu datang dalam bentuk petunjukNya yang sangat jelas, mereka tidak hiraukan petunjuk itu – mereka challenge petunjuk itu seolah akal merekalah yang lebih unggul. Mereka terus mencari keadilan dalam gelap, terus pula Sang Maha Pengasih dan Penyayang memberi petunjukNya yang semakin-jelas dan semakin jelas, tetapi lagi-lagi petunjuk itu terus tidak dihiraukan.

Maka agar kita selamat dari dampak fitnahnya, janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang kepada kita dengan pesan yang loud and clear : “…POTONGLAH TALIMU…!!!”, tali yang mengikat kita dengan riba, dengan kedhaliman, dengan lingkungan politik yang korup, dengan kapitalisme yang merampas hak – maka potonglah tali itu - tali apapun yang menjadi tempat kita bergantung kepada selain Allah - potonglah dan ikutilah petunjukNya, karena sesungguhnya pertolonganNya itu benar adanya dan bumi Allah itu dekat di bawah kaki kita kemanapun kita berjalan. InsyaAllah.

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Sulaiman Ar-Rajhi, Konglomerat Muslim Teladan

Sulaiman Ar-Rajhi, Konglomerat Muslim Teladan
Sulaiman Ar-Rajhi, Konglomerat Muslim Teladan
Sulaiman Ar-Rajhi, Konglomerat Muslim Teladan
Jika kita bercita-cita jadi konglomerat maka bisa menjadikan Sulaiman Ar-Rajhi ini sebagai model. Beberapa hal penting yang kami ketahui tentang beliau adalah:
  1. Majalah Forbes menyebutkan kakayaannya 5,9 milyar Dollar dan orang terkaya no 120 di dunia, tetapi beliau tetap tampil dengan sederhana, berpakaian jubah putih bersih yang jauh dari kesan glamour dan berlebihan.
  2. Beliau memulai usaha dari Nol, kehidupan masa kecilnya sangat susah hingga pernah bekerja jadi kuli panggul dan menjual kayu bakar di masa kanak-kanaknya. Tetapi dengan ketekunan, hemat dan kerja keras serta tawakkalnya kepada Allah hingga akhirnya beliau dan saudaranya memiliki “Kerajaan Bisnis Raksasa” di KSA (Kerajaan Sausi Arabia) dan salah satunya adalah Bank Ar-Rajhi; Bank syariah terbesar di Dunia yang ATM-nya tersebar menjamur dan cabangnya terdapat nyaris di semua distrik KSA.
  3. Sangat-sangat dermawan, memiliki Yayasan Amal “raksasa” yang menyalurkan donasinya ke berbagai Negara –sebelum dilarang pasca 11 septmber 2002- sulit menghitung waqaf beliau dan jumlah masjid yang telah dibangunnya, serta donasinya untuk berbagai amal dakwah dan penyebaran ilmu.
  4. Tidak meletakkan kekayaan di hatinya, Bahkan di masa tuanya kini beliau telah membagi sekitar 6,7 trilyun hartanya kepada ahli waris dan kerabatnya serta fakir miskin hingga diibaratkan hanya memilih “pakaian yang melekat di badan” dan asset bisnis yang dikelola para professional yang hasilnya untuk amal social dakwah Islam. Lahir tanpa membawa apa-apa dan siap tidak tergantung pada harta sebelum meninggal.
  5. Dari tetangga dan orang yang tinggal di lingkungannya disampaikan bahwa konglomerat kelas kakap ini selalu termasuk orang-orang yang datang paling awal ke masjid untuk sholat 5 waktu berjamaah, sehingga jika muadzin masjid telat sedikit maka sang konglomeratlah yang adzan. Bandingkan dengan konglomerat lainnya !!
  6. Diantara masjid yang dibangunnya adalah Masjid Ar-Rajhi di distrik Rabwah, masjid ini terbesar ketiga setelah Masjidil Haram Mekah dan Madinah. Bisa menampung 18 ribu jamaah sholat, terdapat berbagai sarana pelayanan masyarakat seperti pusat pemandian dan pengurusan jenazah terbesar di Riyadh, Auditorium untuk seminar dan ceramah agama, perpustakaan berisi 40 ribu jenis buku (bukan judul ya..), tempat tinggal bagi para penuntut ilmu yang datang dari luar kota untuk mengikuti berbagai kajian Islam, menyediakan air zamzam sebagai minuman jamaah dengan kuota 400 galon perminggu, dsb. Dan saat sholat jum’at di lantai dasar dikhususkan untuk sholat jum’at orang asing dimana khutbah langsung diterjemahkan ke berbagai bahasa ; termasuk bahasa isyarat untuk jamaah yang tuna rungu dan tentu saja… bahasa Indonesia.
Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau, menerima amalnya, mengampuni kesalahan dan dosanya dan kita semua.

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Alasan Berhenti Berhutang

Alasan Berhenti Berhutang
Alasan Berhenti Berhutang
Alasan Berhenti Berhutang
Hutang yang disertai riba akan membuat ekonomi biaya tinggi yang berujung pada hilangnya kemakmuran di seluruh dunia. Perusahaan yang berhutang dan harus membayar bunga, mereka akan memasukkan biaya bunga ini pada biaya produksi baik itu barang ataupun jasa. Begitu seterusnya ketika produk tersebut akan dipasarkan oleh jaringan distribusi yang dibiayai dengan hutang berbunga – maka jaringan distribusi-pun menambahkan beban biaya bunganya pada produk yang akan dijual tersebut.

Setiap mata rantai dari produsen, distributor, tansportasi, retailer dst. semua dibiayai dengan hutang yang berbunga dan masing-masing menambahkan biaya bunga pada produk yang akan dijual – maka harga produk menjadi jauh lebih mahal dari yang seharusnya.

Ditengah mahalnya produk yang dibebani mata rantai bunga tersebut, daya beli konsumen juga menurun karena beban hutang consumers yang juga melibatkan bunga – mulai dari credit card, cicilan rumah, cicilan mobil dlsb.

Walhasil harga produk yang mahal tidak terjangkau oleh konsumen yang uangnya sudah banyak berkurang untuk membayar bunga. Produk menjadi banyak yang tidak laku, dan perlu dicarikan pasarnya.

Disemua negara membutuhkan pasar yang seluas-luasnya, maka perebutan pasar inilah yang menimbulkan persaingan keras yang tidak sehat, negara-negara membanting ongkos produksi dengan menurunkan daya beli uangnya yang kemudian menimbulkan inflasi tinggi.

Karena semua negara melakukan hal yang nyaris sama, maka timbulah apa yang disebut tragedy of the common. Hal baik yang dilakukan satu pihak, menjadi musibah bila semua melakukannya. Dampaknya deficit perdagangan akan melemahkan negara-negara yang dahulunya kuat, hutang terus melambung seperti pada ilustrasi tersebut diatas, kekacauan, perang dingin dan perang yang sesungguhnya menjadi sulit terelakkan.

Ketika negara terlibat perang, maka sebagian besar sumber daya yang ada akan dikerahkan untuk membiayai perang – walhasil rakyat yang sudah sengsara dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan akan menjadi semakin sengsara ketika negerinya terlibat perang.

Pertanyaannya adalah bagaimana menghentikan scenario yang buruk ini ?, salah satunya adalah menghentikan budaya hutang baik untuk skala negara, korporasi maupun individu. Tetapi bagaimana misalnya secara konkrit mengatasi kebutuhan modal para korporasi yang memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat ?.
PLS-Based Economy and the Wealth Creation...
Perhatikan ilustrasi disamping, hutang-hutang yang berbasis riba tersebut di atas dapat digantikan dengan kerjasama bagi hasil dan berbagi resiko atau disebut Profit & Loss Sharing (PLS) – dalam Islam disebut Syirkah dalam berbagai jenisnya.

Produsen yang dibiayai dengan akad PLS, tidak perlu menambahkan ongkos atau beban bunga pada harga produknya. Bila semua jalur distribusi, transportasi sampai para retailer –nya tidak ada yang membebankan biaya bunga (karena semua didanai dengan kontrak PLS), maka secara keseluruhan harga produk sampai konsumen sama sekali tidak dibebani dengan biaya bunga. Harga produk adalah harga apa adanya ditambah keuntungan yang wajar.

Bila harga produk yang wajar ini dipertemukan dengan konsumen yang daya beli dari penghasilannya juga tidak digerus oleh berbagai beban bunga – maka akan ketemulah produk-produk yang terjangkau oleh masyarakat konsumennya.

Lho para pemodal (shahibul mal) kan perlu dialokasikan bagi hasil juga ? Betul, mereka mendapatkan bagi hasil yang wajar yang jumlahnya tidak dijanjikan di depan. Jumlahnya akan tergantung pada profit margin dari putaran barang atau jasa (turn-over), bukan pada tingginya harga jual. Meskipun margin perdagangan sedikit – tetapi dari perputaran barang dagangan yang cepat – akan lebih baik hasil akhirnya bagi pemodal maupun pengusahanya sendiri.

Karena produk habis terkonsumsi oleh pasar dalam negeri dan hanya sedikit saja yang perlu dipertukarkan antar negara, maka persaingan di pasar akan lebih sehat karena hanya produk-produk yang tidak dihasilkan oleh suatu negara saja yang perlu diimpor. Harga-harga dalam jangka panjang akan lebih stabil karena tidak ada mark-up beban bunga, dan negara-negara tidak perlu terus menerus menurunkan daya beli uangnya hanya untuk bersaing antar negara (currency war).

Negara yang hanya mengimpor produk yang bener-bener tidak bisa dihasilkan oleh negerinya akan cenderung surplus neraca perdagangannya. Negara yang surplus akan bisa terus mengurangi beban hutangnya sampai akhirnya habis dan bisa menjadi negara tanpa hutang. Negara tanpa hutang akan nyaman dengan ekonominya sendiri, tidak perlu ngrusuhi negara lain. Dunia akan damai dan penduduknya akan merasakan kemakmuran.

Maka sungguh benar berita nubuwah dari Rasulullah SAW dalam hadits : " Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya tetapi dia idak mendapatkan seorangpun yang bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai " (HR. Muslim).

Bahwa umat ini akan memimpin kemakmuran dunia tersirat dari hadits tersebut diatas – laki-laki yang pergi kemana-mana sambil membawa harta zakatnya – siapakah yang sadar zakat ini selain seorang Muslim ?.

Tetapi sebelum kemakmuran itu bener-bener datang, kita harus memulai hal-hal yang akan menjadi penyebab datangnya kemakmuran itu – salah satunya adalah ya  berhenti berhutang !.

Rakyat seperti kita berhenti berhutang kecuali untuk hal yang bener-benar perlu, perusahaan berhenti berhutang dan menggantinya dengan pembiayaan PLS bila mereka perlu modal, dan negara-pun berhenti berhutang dalam membiayai segala kebutuhannya – insyaAllah masih banyak jalan bisa ditempuh asal ada kemauan politis yang kuat. InsyaAllah !

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Cashless World: Who Will be Able To Buy & Sell - A Lesson In Prophetic History

Sejumlah tokoh terkemuka Amerika seperti  Benjamin Franklin, Thomas Jefferson, dan Andrew Jackson telah menyerukan perlawanan terhadap kebijakan bank sentral yang hari ini masih berlaku di seluruh Eropa.

Seratus tahun yang lalu, pada tahun 1907 terjadi kepanikan  pada sistem perbankan Amerika karena pengumuman pailit dari bank terkemuka di New York J.P Morgan. Hasilnya? Penarikan besar-besaran nasabah atas uang mereka di seluruh sistem perbankan. Hal ini memaksa bank untuk menarik pinjaman mereka pada kreditor. Kebangkrutan, perpindahan kepemilikan, dan kekacauan finansial pun terjadi.

“Beri saya kewenangan mencetak uang dan mengontrol suplay uang, dan saya tidak peduli siapa yang membuat hukum. (Mayer Amschel Rothschild, Pendiri  Dinasti Perbankan Rothschild)

“Dengan berlanjutnya proses inflasi, pemerintah dapat menyita secara rahasia dan tanpa sepengetahuan kekayaan warga negaranya...Tidak ada cara yang lebih halus dan pasti untuk meruntuhkan basis masyarakat dari menghancurkan mata uangnya. Proses ini melibatkan seluruh kekuatan ekonomi yang terselubung  untuk menghancurkannya  dan belum tentu satu dari satu juta orang dapat mengendusnya.” (John Maynard Keynes)

“Yang kaya berjuang mempertahankan dominasi mereka dan memperbudak yang lain. Mereka selalu melakukannya. Mereka selalu mendapatkan efek yang sama dimanapun jua, bila kita tidak (dengan kekuatan pemerintah) menempatkan mereka pada sistem yang seharusnya. ” (Gubernur Morris of Pennsylvania)

Sebuah Pelajaran dimana George Bush tidak pernah mempelajarinya
“Saya percaya bahwa institusi perbankan lebih berbahaya bagi kemerdekaan kita dibanding angkatan bersenjata …Bila rakyat Amerika sampai memberi izin bank swasta untuk mencetak uang (Bank Sentral AS The Fed adalah bank swasta), maka awalnya akan terjadi inflasi, yang diikuti dengan deflasi, hingga bank dan korporasi mengambil seluruh property rakyat  hingga anak-anak mereka bangun dalam keadaan tidak punya rumah di tanah yang dulunya dikuasai ayah mereka." (Thomas Jefferson – 1743-1826)

“Saya berharap ada kemungkinan untuk melakukan amandemen tunggal terhadap konsitusi kita- mengambil dari pemerintah Federal wewenang mereka untuk memberi utang.” (Thomas Jefferson – 1798)

“Ini tidak hanya masalah warga negara kita yang berhak menerima keamanan dari pemerintah. Lebih dari 8 juta saham bank sentral kita dimiliki oleh orang asing...apakah ini tidak berbahaya bagi independensi kita dalam perbankan, dimana wewenang pemerintah di dalamnya sangat sedikit?....mengontrol mata uang kita, menerima uang dari rakyat, dan menahan ribuan warga negara kita dalam ketergantungan,...ini akan lebih dahsyat dan berbahaya dari kekuatan militer yang ada pada musuh."  (President Andrew Jackson – July 10, 1832)

Ingat kasus Perang Sipil?

Untuk membiayai Perang Sipil di utara ,Lincoln mendekati bank-bank Eropa yang dikelola oleh Rothschilds pada tahun 1861.Mereka meminta bunga (riba) 24% hingga 36% .Lincoln menolak dan sebaliknya meloloskan the Legal Tender Act of 1862.

Dibawah undang-undang baru ini  Lincoln mencetak US$449.338.902 uang bebas bunga,  yang dikenal dengan “Greenbacks”, disebut demikian karena menggunakan tinta yang berwarna hijau.
Greenbacks menjadi alat bayar yang sah untuk melunasi seluruh utang, baik utang publik atau swasta yang digunakan untuk membiayai perang sipil.

(Kita tidak meminjam uang, kita hanya menggunakan uang ini untuk memerangi ketidakadilan)
“Pemerintah harus mengeluarkan, mencetak, dan mengedarkan uang dan utang yang diperlukan untuk memuaskan wewenang pemerintah dalam anggaran belanja... Hak istimewa untuk mencetak uang tidak hanya hak prerogratif tertinggi pemerintah, tetapi ini adalah kesempatan kreatif terbesar. Dengan mengadopsi prinsip ini keinginan tak terbatas kelas menengah dapat dipuaskan. Para pembayar pajak juga akan mendapat keuntungan yang amat besar.…” (Abraham Lincoln)

Sebuah editorial di LONDON TIMES mengungkapkan  sentimen para bankir Eropa :
“Bila kebijakan keuangan yang nakal ini, yang berasal dari Amerika Utara, menjadi kebijakan yang permanen, maka pemerintah dapat menyediakan uangnya sendiri tanpa biaya. Mereka akan dapat melunasi utangnya dan menjadi bebas utang. Hal ini akan membuat pemerintah mendatangkan sejumlah uang untuk menjalankan bisnisnya. Pemerintah akan menjadi kaya tanpa preseden sepanjang sejarah dunia. Otak dan kekayaan seluruh negeri akan lari ke Amerika Utara. Negara itu mesti dihancurkan atau mereka akan menghancurkan setiap monarki di dunia.” ( London Times – 1865)

Pada 1864, Presiden Abraham Lincoln bertemu dengan  Kaisar Rusia, Alexander II (1855 – 1881), dimana sang Kaisar merasa mendapat masalah dengan  Rothschilds seiring dengan penolakannya terhadap upaya gencar Rothschilds untuk menguasai bank sentral Rusia.

President Lincoln meminta Kaisar untuk membantu perang sipil dan Kaisar mengirim sebagian armada kapal untuk berlabuh di New York dan sebagian lainnya berlabuh di California.

Kaisar memberi sinyal yang kuat ke Inggris,Perancis, dan Spanyol bahwa bila mereka menyerang Amerika, maka Kaisar akan berpihak ke  Presiden Lincoln.
Lincoln akhirnya  memenangkan perang sipil.

Pada 1865, dalam sebuah pernyataan ke  Kongres, Presiden Abraham Lincoln menyatakan :
“Saya punya dua musuh, Tentara Selatan di depan saya, dan institusi finansial di belakang. Di antara keduanya, yang di belakang  adalah musuh saya yang terbesar .”
Setahun setelah pernyatann itu  President Abraham Lincoln terbunuh.

“Siapa saja yang mengatur volume uang di negara kita adalah benar-benar master dari seluruh industri dan perdagangan...dan ketika Anda menyadari bahwa seluruh sistem dengan mudahnya dikuasai, dengan satu dan lain cara, oleh segelintir orang kuat di puncak, Anda tidak akan pernah dapat menjelaskan berapa periode inflasi dan depresi akan terjadi.” (President James A. Garfield, 1881)

“Sebuah negara industri yang kuat dikontrol oleh sistem utang. Sistem utang kita terkonsentrasi pada swasta dan pertumbuhan ekonomi negara,  oleh karenanya seluruh aktivitas kita berada di tangan segelintir orang....kita menjadi salah satu negara dengan undang-undang terburuk, satu dari peradaban yang benar-benar dikontrol dan didominasi oleh pemerintah, menjadi negara tanpa kebebasan berpendapat, kebebasan memilih, tetapi negara dengan pendapat yang dipaksakan oleh sebuah kelompok kecil yang dominan.” (Woodrow Wilson – The New Freedom: A Call for the Emancipation of the Generous Energies of a People).

Dekade selanjutnya dari abad 21, kita akan melihat perubahan yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam ekonomi global dimana pada abad 17 transaksi non-tunai dikontrol oleh segelintir orang saja.

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Kesalahan Fatal di Zaman Ini.

Anda tahu kilogram, meter dan liter ?, apa persamaan ketiganya ?. Ketiganya mewakili satuan pengukuran, yaitu masing-masing untuk mengukur berat, mengukur panjang dan mengukur volume. Berbeda gunanya, tetapi satuan ini sama di seluruh dunia dan tidak berubah sejak pertama kali digunakan dalam peradaban manusia.

Anda tentu juga sangat tahu tentang Rupiah, Dollar dan Riyal ?, ketiganya adalah satuan mata uang untuk tiga negara yang berbeda. Ketiganya berfungsi untuk mengukur nilai (unit of account) atau menilai harga barang-barang dan jasa. Ketiganya tidak bernilai tetap, cenderung terus menurun dan satu mata uang berbeda laju penurunannya dibandingkan dengan mata uang yang lain.

Kelompok pertama bernilai tetap dan berlaku sepanjang jaman meskipun dikonversi dengan sebutan yang berbeda. Misalnya 1 kg, bisa dikonversi menjadi pound dengan nilai 2.20462. Kilogramnya tetap dan pound-nya juga tetap.
1 meter bisa dikonversi menjadi 3.28084 feet, meternya tetap dan feet-nya juga tetap. 1 liter bisa dikonversi menjadi 0.264172 galon, liternya tetap dan galonnya-pun tetap.

Jadi dalam urusan berat, panjang dan volume ada satuan-satuan yang dipakai secara baku di seluruh dunia, bisa disebut secara berbeda tetapi masing-masing jenis satuan selalu bisa dikonversikan ke yang lain dengan nilai konversi yang tetap.

Ironinya adalah dalam urusan yang tidak kalah pentingnya dengan menimbang berat, mengukur panjang dan menakar volume – yaitu urusan menentukan nilai, ternyata manusia modern tidak memiliki satuan yang baku. Masing-masing negara memiliki satuannya sendiri, tetapi negara-negara tersebut tidak pada bisa menjaganya menjadi satuan yang baku.

Walhasil ketika dikonversikan ke satuan nilai negara lain, hasilnya juga tidak baku. 1 Rupiah sekarang sangat berbeda dengan 1 Rupiah yang sama tahun 2000. 1 Dollar sekarang berbeda dengan 1 Dollar tahun 2000. Kalau dikonversikan di antara keduanya dari Rupiah ke Dollar atau sebaliknya, hasilnya tidak pernah sama dari satu waktu ke waktu yang lain.

Ternyata timbangan nilai yang dipakai manusia modern justru sangat tidak reliable, tidak berfungsi dengan semestinya. Timbangan berupa mata uang kertas yang seharusnya berfungsi tiga yaitu sebagai penentu nilai (unit of account), penyimpan nilai (store of value) dan alat tukar (medium of exchange), ternyata hanya fungsi yang terakhir yang berjalan.

Bila Anda membuat program komputer untuk menjalankan serangkaian fungsi, tetapi ternyata yang berfungsi hanya satu dari sekian fungsi yang seharusnya – apa yang terjadi ? itulah Error !. Karena uang kertas adalah produk peradaban yang seharusnya berfungsi tiga tadi tetapi ternyata hanya satu yang jalan, maka saya menyebutnya sebagai Error Peradaban.

Untuk lebih mudah memahami Error Peradaban ini, saya buatkan ilustrasi sebagai berikut :
Bayangkan dahulu kala di jaman Majapahit, ada seorang petani kaya yang memperkerjakan sejumlah buruh tani untuk menanam padi. Kepada masing-masing buruh tani ini dijanjikan upahnya nanti pada saat panen masing-masing akan memperoleh gabah seberat 25 bakul.

Ketika panen tiba, petani kaya membagikan upah ke masing-masing buruh 25 bakul dan semuanya senang karena itu cukup untuk makan sekeluarganya sampai panen berikutnya.

Musim panen berikutnya petani kaya waktunya membagi lagi 25 bakul untuk masing-masing buruh taninya, tetapi bakul yang dipakainya bukan lagi bakul yang dahulu. Petani kaya menggunakan bakul yang sedikit lebih kecil, tanpa menyadarinya si petani menerima bayarannya dan membawa pulang 25 bakul gabah.

Begitu seterusnya setiap musim panen tiba, petani kaya selalu memiliki bakul baru yang sedikit lebih kecil ukurannya untuk menakar upah para buruh taninya.  Maka sekian musim panen berlalu, petani selalu membawa pulang 25 bakul gabah untuk keluarganya. Tetapi kok gabah yang diterimanya semakin tidak cukup dan terus semakin tidak cukup.

Apa yang terjadi dengan bakul yang mengecil itulah yang terjadi dengan temuan peradaban manusia modern yang disebut uang kertas itu. Namanya inflasi yang ‘menggerogoti bakul’ sehingga makin lama makin kecil – tanpa kita sadari.

Tahun 1995 seorang manager di perusahaan menengah bergaji Rp 10 juta, kini untuk posisi yang sama gajinya Rp 40 juta. Mana yang lebih tinggi ?, tahun 1995 gaji 10 juta setara dengan sekitar  80 Dinar atau 80 ekor kambing ukuran baik. Kini Rp 40 juta hanya setara dengan 18 Dinar atau 18 ekor kambing ukuran baik. Anda bisa cek perhitungan ini dengan Kalkulator Dinar di menu situs www.rumah-hikmah.com.

Seorang manager di perusahaan menengah tahun 1995 mampu memikul biaya hidup bagi keluarga besarnya, orang tuanya, adik-adiknya, ponakannya dlsb. disamping tentu keluarganya sendiri . Seorang manager perusahaan menengah sekarang mungkin hanya cukup untuk menghidupi keluarganya sendiri.

Apa penyebabnya ?, karerna harga barang-barang kebutuhan menjadi mahal ?, betul memang faktanya biaya hidup tambah mahal. Tetapi apa yang membuatnya mahal ?, itulah ‘bakul yang mengecil’ tadi yang di peradaban manusia modern disebut inflasi.

Lantas apakah solusinya para karyawan di jaman ini rame-rame minta naik gaji ?, bukan itu solusinya karena perusahaan tempatnya bekerja juga belum tentu tumbuh. Dia mengira hasilnya tumbuh karena menakarnya dengan bakul yang sama – yaitu bakul yang mengecil.

Tempat si manager bekerja tersebut tahun 1995 memiliki aset Rp 100 milyar dan kini asetnya mencapai Rp 1  trilyun, apa perusahaan bener-bener tumbuh selama ini ?. Untuk mengetahuinya lagi-lagi kita dapat gunakan Kalkulator Dinar yang sama.

Rp 100 milyar tahun 1995 adalah setara 805,153 Dinar (tahun 1995 perusahaan memiliki 805,153 ekor kambing !), sedangkan Rp 1 trilyun kini hanya setara 441,228 Dinar ! (tinggal 441,228 ekor kambing !). Jadi perusahaan tidak mampu menaikkan kesejahteraan para karyawan dan manajernya karena perusaan sendiri aset-nya juga ternyata menyusut tanpa sadar.

Jadi yang membuat penurunan kwalitas hidup manusia modern itu antara lain adalah tidak berfungsinya satuan timbangan yang baku yaitu satuan timbangan yang sangat penting yang digunakan sehari-hari untuk menentukan upah buruh, mengukur aset perusahaan dlsb – itulah satuan mata uang fiat.

Tanpa satuan yang baku, kita tidak bisa mencanangkan target secara akurat untuk peningkatan kwalitas hidup individu atau pertumbuhan aset bagi perusahaan. Target-target yang kita capai selama ini yang diukur dengan Rupiah, Dollar ataupun mata uang kertas lainnya – adalah target semu, yang secara angka bisa saja kita capai – tetapi pada hakekatnya secara nilai tidak bener-bener  kita capai.

Untuk mencegah proses pemiskinan tanpa sadar ini terus berlanjut seperti yang dialami para buruh tani di jaman Majapahit dan juga para pegawai dan manajer di jaman ini, maka timbangan yang baku untuk mengukur nilai itu memang sudah waktunya kita gunakan. Itulah fungsi yang coba diperankan oleh Kalkulator Dinar.

Peradaban mata uang yang seharusnya memudahkan manusia untuk bisa bermuamalah secara adil satu sama lain itu, ternyata memiliki Fatal Error yang berdampak pada penurunan kwalitas hidup manusia pada umumnya. Ada dua kemungkinan yang bisa kita lakukan, membetulkan Error tersebut atau mengganti sama sekali ‘program’-nya. Saya mencoba membetulkan Error-nya dahulu, siapa tahu masih bisa dibetulkan. Wa Allahu A’lam.

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas: