Tantangannya adalah bagaimana mengamalkan ilmu yang kita gali dari sumber-sumber yang agung tersebut; jangan sampai justru umat lain - yang membenci Islam - yang duluan mengamalkan apa yang seharusnya kita amalkan.
Revolusi hijau lebih pantas kita duluan yang mengembangkan dan mengaplikasikannya karena kita punya konsep Muzara'ah yang sudah sangat detil ditulis ilmunya oleh para ulama kita terdahulu. Perintah untuk bercocok tanam secara sungguh-sungguh-pun sudah ada di surat Yusuf 43-48. Lantas yang kurang apa ?, ya amal itu lagi yang kurang.
Kalau kita sungguh-sungguh mengamalkan ajaran kita, maka bukan Amerika yang akan memimpin dunia; tetapi kitalah yang akan memimpin dunia – mungkin bukan pada zaman kita, tetapi janji Allah pasti benarnya. Tinggal kita memilih peran kita, ikut sebagai sebab atau puas hanya sebagai akibat.
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. (QS 3:139).
Amerika masih akan sibuk merumuskan Code Green atau Revolusi Hijau mereka; Untuk kita hal ini sudah tamat dibuat; blue-printnya, aturan mainnya dlsb. sudah sangat jelas ditulis para ulama dengan mengikuti Al-Qur'an dan Al Hadits; kita tinggal mengamalkannya.
"Tidak ada bagi seorang muslim yang menanam tanaman, kemudian ada burung atau manusia, atau binatang ternak memakannya, kecuali baginya sedekah" HR. Bukhari Muslim.
Bayangkan kalau masing-masing kita bisa mengelola pertanian setelah itu mengelola peternakan, dengan kemampuan kita membuat pupuk dan pakan (mengamalkan manfaat dari rerumputan al-falfaa QS An Naba-16) dengan bahan baku dari keduanya (dedaunan dan kotorannya) dan menjadi kebutuhan yang saling silang mengisi untuk keduanya (pertanian dan peternakan), maka kita telah menjadi "petani yang memiliki lahan dengan ekosistem yang sempurna" – berapa banyak burung, hewan dan manusia bisa mengambil manfaatnya ? Selain kita sendiri juga mendapat manfaat tentunya.
Di negara-negara maju justru para petani adalah umat yang paling makmur kehidupannya dan mampu memberikan manfaat untuk diri, keluarga dan masyarakat. Berbeda sekali dengan di negara kita...!! Penyebab perbedaan tersebut adalah bagaimana kita mau belajar, mengamalkan (ikhtiar) dan mengajarkan (dakwah) ilmu dalam mengelola pupuk, pakan dan air.
Semoga Allah memudahkan kita merealisasikan niat yang sungguh-sungguh ini.
Wallahu A'lam
http://eksportir-indonesia.com
Tulisan Terkait:
- Tips Membangun Usaha
- Indahnya mulai Usaha dgn Bootstrapping
- Membuat cita-cita besar
- Rejeki Tidak Terbatas
- Kategorikan Aset Anda
- Bisnis Mandiri kita semua
- Alasan Berhenti Berhutang
- Pentingnya Kaum Produsen dalam Sebuah Negara.
Info Dinar Emas:
- Dinar Islam
- Dinar Emas sebagai Pengukur Kemakmuran dan Perencanaan Keuangan
- Investasi Emas: Koin Dinar, Emas Lantakan atau Emas Perhiasan ?
- Belajar Emas: Pelajari walau sampai Negeri Cina
- Bangun Ketahanan Ekonomi Keluarga dengan Dinar, tapi Jangan Menimbun Emas...!
- Antara Kambing, Dinar dan Inflasi
- Bukti bahwa Uang Kertas itu Memiskinkan Dunia.
- Inflasi yang Terus Menerus...
- Arti Kemakmuran di System Dajjal.
- 1971 adalah awal dari Manipulasi Uang Kertas.