Reducing, Preserving or Producing

Dalam kaitannya dengan pengaruh terhadap dinamika kemakmuran anda, aset-aset anda dapat dikategorikan menjadi tiga jenis aset yaitu yang disebut "Wealth Reducing Assets"; aset yang justru menggerogoti kemakmuran anda, "Wealth Preserving Assets"; aset yang mampu mempertahankan kemakmuran anda, dan "Wealth Producing Assets"; aset yang meningkatkan kemakmuran anda. Pengetahuan akan ketiganya akan meningkatkan kemampuan anda mengelola aset-aset anda secara maksimal, untuk kemakmuran anda sendiri dan orang-orang di sekitar anda.

Mungkin anda bertanya,"kok ada jenis aset yang justru menggerogoti kemakmuran?". Ilistrasinya begini, bila anda sekarang memiliki uang Rp.5.000,-, uang tersebut anda belikan beras 1 kg yang cukup untuk konsumsi anda sekeluarga dalam dua hari. Bila uang anda tersebut tidak dibelikan beras sekarang, disimpan dengan jumlah yang sama, maka 4 tahun lagi uang yang sama tersebut hanya cukup untuk membeli 0,5 kg beras, yang cukup untuk konsumsi 1 hari. Jadi dalam hal ini uang kertas yang anda pegang/simpan saja, akan menjadi "Wealth Reducing Asset" atau aset yang mengurangi kemakmuran anda.

Tidak hanya Rupiah, hal yang sama terjadi pada Dollar. Bila US$ 1 sekatang hampir cukup untuk membeli 1 liter bensin di pom-pom bensin asing yang kini marak di Jabodetabek, lima tahun lagi uang Dollar yang sama tidak akan cukup untuk membeli 1/2 liter bensin. Jadi Dollar anda juga termasuk kategori "Wealth Reducing Asset".

Bahkan, ketika Rupiah atau Dollar tersebut didepositokan dengan hasil rata-rata 7% untuk Rupiah dan 2.5% untuk Dollar, dalam lima tahun terakhir sejak Januari 2006, Rupiah dan Dollar ini tetap menjadi "Wealth Reducing Assets" karena pertumbuhan nilainya kalah dengan inflasi yang menurunkan daya belinya terhadap bahan pangan misalnya.

Aset jenis kedua, "Wealth Preserving Assets" adalah aset yang sekadar mampu menjaga tingkat kemakmuran yang sama bila aset tersebut anda pegang atau simpan. Rumah yang anda tinggali misalnya, meskipun dalam Rupiah nilainya terus naik, tetapi tidak membuat anda bertambah makmur. Lha wong rumahnya tetap yang itu kok.

Contoh lain yang sangat kongkrit adalah Emas atau Dinar anda, bila anda simpan kapanpun meski nilainya dalam Rupiah menjadi berlipat-lipat, tetap tidak akan mampu meningkatkan kemakmuran anda. Dinar atau Emas hanya akan mampu mempertahankan kemakmuran anda, sebagai "Wealth Preserving Assets", karena satu Dinar anda tetap setara satu ekor kambing selama lebih dari 1400 tahun!.

Tahun 1966 ketika pendapatan per kapita kita masih di angka US$ 200 , itu setara dengan 42 ekor kambing saat itu. Ketika pendapatan per kapita kita mencapai US$ 900 dalam 32 tahun kemudian tahun 1997, itu setara dengan 20 ekor kambing. Tahun ini, pendapatan per kapita kita meningkat menjadi di kisaran US$ 3,250 , tetapi ini hanya setara sekitar 14 ekor kambing kelas baik atau setara sekitar 14 Dinar saja ! Jadi sebenarnya tingkat kemakmuran kita saat ini tahun 2012 hanyalah 1/3 tingkat kemakmuran di-tahun 1966, padahal pada tahun 1966 terdapat pemotongan uang Rupiah.

Bila memegang Rupiah atau Dollar membuat kemakmuran berkurang, memegang Emas atau Dinar membuat kemakmuran bertahan, lantas aset dalam bentuk apa yang bisa kita pegang yang membuat kemakmuran meningkat? Ada dua solusi untuk ini:

Pertama, aset-aset anda dijadikan aset yang memang tumbuh atau bertambah secara fisik atau bertambah secara significant nilainya, sehingga mampu mengalahkan inflasi, seperti menanam pohon, memelihara kambing, memproduksi kerajinan, memproses berbagai bahan baku menjadi produk jadi yang bernilai lebih, dlsb.

Kedua, aset anda dijadikan modal yang terus berputar. Kalau aset anda berputar seminggu sekali saja dengan hasil bersih 1%, pertumbuhan aset anda sudah akan seperti pertumbuhan asetnya Abdurahman ibn 'Auf. Jadi aset yang digunakan untuk menumbuhkan benda riil, men-create nilai tambah, atau terus berputar sebagai modal adalah aset yang akan menjadi "Wealth Producing Assets", atau aset-aset yang akan meningkatkan kemakmuran anda.

Jadi aset Rupiah dan Dollar yang didepositokan (apalagi bila disimpan dibawah bantal) akan terus menurun daya belinya terhadap benda riil, menggunakan harga emas (=harga kambing) yang digunakan sebagai standar referensi. Lalu untuk Emas atau Dinar sendiri berdaya beli datar/tetap. Sedangkan aset anda yang digunakan sebagai modal dagang ala Abdurahman ibn 'Auf meningkat dengan pesat.

Agar kedepannya lebih banyak aset-aset anda menjadi "Wealth Producing Assets", temukanlah ide-ide cemerlang untuk ber-bisnis mandiri, tingkatkanlah jiwa entrepreneur dalam diri kita. InsyaAllah aset anda bukan hanya akan meningkatkan kemakmuran anda sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk ikut meningkatkan kemakmuran orang lain. InsyaAllah.

Wa Allahu A'lam.

http://eksportir-indonesia.com


Tulisan Terkait:


Info Dinar Emas:

0 comments:

Post a Comment