kantor di rumah

kantor di rumah (Small Office Home Office) adalah Solusi Bisnis untuk kita bersama. Analisa, Strategi, Promosi dan Ikhtiar ber-bisnis mandiri kita bahas bersama di sini.

Jl. Prof DR Lafran Pane No.26, Cimanggis, Depok. | SMS +62-812-8000-7019

Membangun bisnis mandiri skala International

Membangun bisnis mandiri Eksportir Indonesia bersama pebisnis Korea, China dan Malaysia.

http://eksportir-indonesia.com | email:eksportir.indonesia@gmail.com

Bersama kita bisa...!!!

Bersama-sama membangun Bisnis Mandiri untuk mendapatkan Kebebasan Waktu dan Kebebasan Finansial bersama komunitas kantor di rumah.

Komunitas Kantor di Rumah: http://facebook.com/kantor.di.rumah.

Kebebasan Waktu dan Kebebasan Finansial

Dengan memiliki Bisnis Mandiri yang baik dan stabil, kebebasan waktu dan kebebasan finansial dapat kita miliki sehingga kita memiliki waktu yang berkualitas untuk beribadah dan keluarga.

Dari Rumah hingga ke mancanegara

Dengan ide yang cemerlang, kita bisa memiliki bisnis dari kantor di rumah hingga ke Mancanegara...

http://eksportir-indonesia.com

Janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang

Janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang.
Janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang
Janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang
Seorang pendaki gunung nan gagah berani mendaki sendirian puncak yang sangat tinggi. Di tengah pendakiannya tiba-tiba kabut tebal menutupi jarak pandangnya, dia terperosok ke jurang sempit yang gelap gulita. Setelah sempat pingsang, dia tersadar sedang bergantung pada tali yang mengikat pinggangnya. Hal pertama yang dia ingat adalah untuk memohon pertolongan kepadaNya.

Dengan badan yang masih lemah entah berapa lama pingsan, dia berdo’a lirih “…ya Rabb-ku, tolonglah aku…” kemudian dia tertidur lagi dengan lunglai, tetapi dalam mimpinya Yang Maha Penolong ‘berkata’ dengan penuh kasih sayang kepadanya : “…apakah engkau yakin Aku bisa menolongmu…?”.

Si pendaki gunung langsung terbangun dan menjawab : “…Ya Rabb, aku yakin Engkaulah yang bisa menolongku…”, kemudian setelah beberapa lama menunggu pertolongan belum datang, dia tertidur lemah lagi. Dalam mimpinya Yang Maha Penolong datang lagi dan berkata : “kalau begitu, potonglah talimu…!”.

Sang pendaki langsung terbangun dan berkata : “…potong tali…?” sambil seolah mempertanyakan petunjuk dalam mimpinya. Dia melihat kanan-kiri, atas dan bawah – semuanya gelap, dia tidak bisa melihat apa-apa. Dia bingung dan lelah, kemudian tertidur lagi.

Dalam tidurnya dia mimpi lagi hal yang sama : “…potonglah talimu…!”, lagi-lagi dia terbangun dan bertanya kembali : “…masak potong tali sih…?” dia melihat sekitarnya tetap gelap dan dia tetap tidak melihat apa-apa. Dia tertidur lagi dan sekali lagi pula dia bermimpi hal yang sama, kali ini dengan nada perintah yang lebih jelas dan lebih keras : “…POTONG TALIMU…!!!”.

Sang pendaki-pun tersentak kaget dan terbangun, tetapi dilihatnya kanan-kiri, atas- bawah tetap gelap dan dia tidak melihat apa-apa. Dalam kegalauan dan kelelahan yang luar biasa dia tertidur lagi untuk selamanya dan tidak terbangun lagi (mati !).

Setelah pencarian beberapa hari tim SAR akhirnya menemukan mayat sang pendaki gunung ini, terikat dipinggangnya – dengan kaki menggantung hanya beberapa sentimeter dari tanah !.
Mengabaikan petunjuk ketika pertolongan datang

Lelaki sang pendaki gunung ini adalah kebanyakan manusia yang merasa perkasa dengan kemampuannya – merasa bisa sendirian mengarungi perjalanan hidupnya, merasa cerdas dengan akalnya sehingga selalu men-challenge petunjukNya, dan merasa paling kuat dengan imannya sehingga tidak merasa perlu untuk selalu memperbaiki keimanannya.

Bila ditanya siapa yang memberi rezeki, dia akan langsung menjawab bahwa Allah-lah sang pemberi rezeki itu – tetapi dia tidak berani meninggalkan pekerjaannya yang bergelimang dengan riba, maisir, gharar, korupsi, nepotisme dan sejenisnya.

Dalam skala negeri yang lagi kacau-pun demikian, yang diharapkan menjadi pemimpin malah saling menelanjangi aib masing-masing, lalu masing-masing-pun berdo’a agar hukum ditegakkan dan keadilan yang akan menang. Masing-masing merasa benar, masing-masing merasa saling terdhalimi – lalu mereka berdo’a dengan harapan keadilan akan datang, mereka merasa berhak atas do’a yang pasti dikabulkan karena merasa dirinya adalah orang-orang yang terdhalimi.

Tetapi ironinya keadilan ini adalah versi mereka sendiri-sendiri, versi undang-undang yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri. Ironinya adalah mereka pada dihukum dengan hukum yang dibuat oleh mereka sendiri.

Mereka berada dalam kegelapan hukum kanan-kiri, atas-bawah, mereka mencari dan memohon keadilan. Namun ketika keadilan itu datang dalam bentuk petunjukNya yang sangat jelas, mereka tidak hiraukan petunjuk itu – mereka challenge petunjuk itu seolah akal merekalah yang lebih unggul. Mereka terus mencari keadilan dalam gelap, terus pula Sang Maha Pengasih dan Penyayang memberi petunjukNya yang semakin-jelas dan semakin jelas, tetapi lagi-lagi petunjuk itu terus tidak dihiraukan.

Maka agar kita selamat dari dampak fitnahnya, janganlah kita mengabaikan ketika petunjuk itu datang kepada kita dengan pesan yang loud and clear : “…POTONGLAH TALIMU…!!!”, tali yang mengikat kita dengan riba, dengan kedhaliman, dengan lingkungan politik yang korup, dengan kapitalisme yang merampas hak – maka potonglah tali itu - tali apapun yang menjadi tempat kita bergantung kepada selain Allah - potonglah dan ikutilah petunjukNya, karena sesungguhnya pertolonganNya itu benar adanya dan bumi Allah itu dekat di bawah kaki kita kemanapun kita berjalan. InsyaAllah.

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Sulaiman Ar-Rajhi, Konglomerat Muslim Teladan

Sulaiman Ar-Rajhi, Konglomerat Muslim Teladan
Sulaiman Ar-Rajhi, Konglomerat Muslim Teladan
Sulaiman Ar-Rajhi, Konglomerat Muslim Teladan
Jika kita bercita-cita jadi konglomerat maka bisa menjadikan Sulaiman Ar-Rajhi ini sebagai model. Beberapa hal penting yang kami ketahui tentang beliau adalah:
  1. Majalah Forbes menyebutkan kakayaannya 5,9 milyar Dollar dan orang terkaya no 120 di dunia, tetapi beliau tetap tampil dengan sederhana, berpakaian jubah putih bersih yang jauh dari kesan glamour dan berlebihan.
  2. Beliau memulai usaha dari Nol, kehidupan masa kecilnya sangat susah hingga pernah bekerja jadi kuli panggul dan menjual kayu bakar di masa kanak-kanaknya. Tetapi dengan ketekunan, hemat dan kerja keras serta tawakkalnya kepada Allah hingga akhirnya beliau dan saudaranya memiliki “Kerajaan Bisnis Raksasa” di KSA (Kerajaan Sausi Arabia) dan salah satunya adalah Bank Ar-Rajhi; Bank syariah terbesar di Dunia yang ATM-nya tersebar menjamur dan cabangnya terdapat nyaris di semua distrik KSA.
  3. Sangat-sangat dermawan, memiliki Yayasan Amal “raksasa” yang menyalurkan donasinya ke berbagai Negara –sebelum dilarang pasca 11 septmber 2002- sulit menghitung waqaf beliau dan jumlah masjid yang telah dibangunnya, serta donasinya untuk berbagai amal dakwah dan penyebaran ilmu.
  4. Tidak meletakkan kekayaan di hatinya, Bahkan di masa tuanya kini beliau telah membagi sekitar 6,7 trilyun hartanya kepada ahli waris dan kerabatnya serta fakir miskin hingga diibaratkan hanya memilih “pakaian yang melekat di badan” dan asset bisnis yang dikelola para professional yang hasilnya untuk amal social dakwah Islam. Lahir tanpa membawa apa-apa dan siap tidak tergantung pada harta sebelum meninggal.
  5. Dari tetangga dan orang yang tinggal di lingkungannya disampaikan bahwa konglomerat kelas kakap ini selalu termasuk orang-orang yang datang paling awal ke masjid untuk sholat 5 waktu berjamaah, sehingga jika muadzin masjid telat sedikit maka sang konglomeratlah yang adzan. Bandingkan dengan konglomerat lainnya !!
  6. Diantara masjid yang dibangunnya adalah Masjid Ar-Rajhi di distrik Rabwah, masjid ini terbesar ketiga setelah Masjidil Haram Mekah dan Madinah. Bisa menampung 18 ribu jamaah sholat, terdapat berbagai sarana pelayanan masyarakat seperti pusat pemandian dan pengurusan jenazah terbesar di Riyadh, Auditorium untuk seminar dan ceramah agama, perpustakaan berisi 40 ribu jenis buku (bukan judul ya..), tempat tinggal bagi para penuntut ilmu yang datang dari luar kota untuk mengikuti berbagai kajian Islam, menyediakan air zamzam sebagai minuman jamaah dengan kuota 400 galon perminggu, dsb. Dan saat sholat jum’at di lantai dasar dikhususkan untuk sholat jum’at orang asing dimana khutbah langsung diterjemahkan ke berbagai bahasa ; termasuk bahasa isyarat untuk jamaah yang tuna rungu dan tentu saja… bahasa Indonesia.
Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau, menerima amalnya, mengampuni kesalahan dan dosanya dan kita semua.

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Alasan Berhenti Berhutang

Alasan Berhenti Berhutang
Alasan Berhenti Berhutang
Alasan Berhenti Berhutang
Hutang yang disertai riba akan membuat ekonomi biaya tinggi yang berujung pada hilangnya kemakmuran di seluruh dunia. Perusahaan yang berhutang dan harus membayar bunga, mereka akan memasukkan biaya bunga ini pada biaya produksi baik itu barang ataupun jasa. Begitu seterusnya ketika produk tersebut akan dipasarkan oleh jaringan distribusi yang dibiayai dengan hutang berbunga – maka jaringan distribusi-pun menambahkan beban biaya bunganya pada produk yang akan dijual tersebut.

Setiap mata rantai dari produsen, distributor, tansportasi, retailer dst. semua dibiayai dengan hutang yang berbunga dan masing-masing menambahkan biaya bunga pada produk yang akan dijual – maka harga produk menjadi jauh lebih mahal dari yang seharusnya.

Ditengah mahalnya produk yang dibebani mata rantai bunga tersebut, daya beli konsumen juga menurun karena beban hutang consumers yang juga melibatkan bunga – mulai dari credit card, cicilan rumah, cicilan mobil dlsb.

Walhasil harga produk yang mahal tidak terjangkau oleh konsumen yang uangnya sudah banyak berkurang untuk membayar bunga. Produk menjadi banyak yang tidak laku, dan perlu dicarikan pasarnya.

Disemua negara membutuhkan pasar yang seluas-luasnya, maka perebutan pasar inilah yang menimbulkan persaingan keras yang tidak sehat, negara-negara membanting ongkos produksi dengan menurunkan daya beli uangnya yang kemudian menimbulkan inflasi tinggi.

Karena semua negara melakukan hal yang nyaris sama, maka timbulah apa yang disebut tragedy of the common. Hal baik yang dilakukan satu pihak, menjadi musibah bila semua melakukannya. Dampaknya deficit perdagangan akan melemahkan negara-negara yang dahulunya kuat, hutang terus melambung seperti pada ilustrasi tersebut diatas, kekacauan, perang dingin dan perang yang sesungguhnya menjadi sulit terelakkan.

Ketika negara terlibat perang, maka sebagian besar sumber daya yang ada akan dikerahkan untuk membiayai perang – walhasil rakyat yang sudah sengsara dengan krisis ekonomi yang berkepanjangan akan menjadi semakin sengsara ketika negerinya terlibat perang.

Pertanyaannya adalah bagaimana menghentikan scenario yang buruk ini ?, salah satunya adalah menghentikan budaya hutang baik untuk skala negara, korporasi maupun individu. Tetapi bagaimana misalnya secara konkrit mengatasi kebutuhan modal para korporasi yang memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat ?.
PLS-Based Economy and the Wealth Creation...
Perhatikan ilustrasi disamping, hutang-hutang yang berbasis riba tersebut di atas dapat digantikan dengan kerjasama bagi hasil dan berbagi resiko atau disebut Profit & Loss Sharing (PLS) – dalam Islam disebut Syirkah dalam berbagai jenisnya.

Produsen yang dibiayai dengan akad PLS, tidak perlu menambahkan ongkos atau beban bunga pada harga produknya. Bila semua jalur distribusi, transportasi sampai para retailer –nya tidak ada yang membebankan biaya bunga (karena semua didanai dengan kontrak PLS), maka secara keseluruhan harga produk sampai konsumen sama sekali tidak dibebani dengan biaya bunga. Harga produk adalah harga apa adanya ditambah keuntungan yang wajar.

Bila harga produk yang wajar ini dipertemukan dengan konsumen yang daya beli dari penghasilannya juga tidak digerus oleh berbagai beban bunga – maka akan ketemulah produk-produk yang terjangkau oleh masyarakat konsumennya.

Lho para pemodal (shahibul mal) kan perlu dialokasikan bagi hasil juga ? Betul, mereka mendapatkan bagi hasil yang wajar yang jumlahnya tidak dijanjikan di depan. Jumlahnya akan tergantung pada profit margin dari putaran barang atau jasa (turn-over), bukan pada tingginya harga jual. Meskipun margin perdagangan sedikit – tetapi dari perputaran barang dagangan yang cepat – akan lebih baik hasil akhirnya bagi pemodal maupun pengusahanya sendiri.

Karena produk habis terkonsumsi oleh pasar dalam negeri dan hanya sedikit saja yang perlu dipertukarkan antar negara, maka persaingan di pasar akan lebih sehat karena hanya produk-produk yang tidak dihasilkan oleh suatu negara saja yang perlu diimpor. Harga-harga dalam jangka panjang akan lebih stabil karena tidak ada mark-up beban bunga, dan negara-negara tidak perlu terus menerus menurunkan daya beli uangnya hanya untuk bersaing antar negara (currency war).

Negara yang hanya mengimpor produk yang bener-bener tidak bisa dihasilkan oleh negerinya akan cenderung surplus neraca perdagangannya. Negara yang surplus akan bisa terus mengurangi beban hutangnya sampai akhirnya habis dan bisa menjadi negara tanpa hutang. Negara tanpa hutang akan nyaman dengan ekonominya sendiri, tidak perlu ngrusuhi negara lain. Dunia akan damai dan penduduknya akan merasakan kemakmuran.

Maka sungguh benar berita nubuwah dari Rasulullah SAW dalam hadits : " Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya tetapi dia idak mendapatkan seorangpun yang bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai " (HR. Muslim).

Bahwa umat ini akan memimpin kemakmuran dunia tersirat dari hadits tersebut diatas – laki-laki yang pergi kemana-mana sambil membawa harta zakatnya – siapakah yang sadar zakat ini selain seorang Muslim ?.

Tetapi sebelum kemakmuran itu bener-bener datang, kita harus memulai hal-hal yang akan menjadi penyebab datangnya kemakmuran itu – salah satunya adalah ya  berhenti berhutang !.

Rakyat seperti kita berhenti berhutang kecuali untuk hal yang bener-benar perlu, perusahaan berhenti berhutang dan menggantinya dengan pembiayaan PLS bila mereka perlu modal, dan negara-pun berhenti berhutang dalam membiayai segala kebutuhannya – insyaAllah masih banyak jalan bisa ditempuh asal ada kemauan politis yang kuat. InsyaAllah !

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas: