kantor di rumah

kantor di rumah (Small Office Home Office) adalah Solusi Bisnis untuk kita bersama. Analisa, Strategi, Promosi dan Ikhtiar ber-bisnis mandiri kita bahas bersama di sini.

Jl. Prof DR Lafran Pane No.26, Cimanggis, Depok. | SMS +62-812-8000-7019

Membangun bisnis mandiri skala International

Membangun bisnis mandiri Eksportir Indonesia bersama pebisnis Korea, China dan Malaysia.

http://eksportir-indonesia.com | email:eksportir.indonesia@gmail.com

Bersama kita bisa...!!!

Bersama-sama membangun Bisnis Mandiri untuk mendapatkan Kebebasan Waktu dan Kebebasan Finansial bersama komunitas kantor di rumah.

Komunitas Kantor di Rumah: http://facebook.com/kantor.di.rumah.

Kebebasan Waktu dan Kebebasan Finansial

Dengan memiliki Bisnis Mandiri yang baik dan stabil, kebebasan waktu dan kebebasan finansial dapat kita miliki sehingga kita memiliki waktu yang berkualitas untuk beribadah dan keluarga.

Dari Rumah hingga ke mancanegara

Dengan ide yang cemerlang, kita bisa memiliki bisnis dari kantor di rumah hingga ke Mancanegara...

http://eksportir-indonesia.com

Penyebab Musibah karena Hutang

Salah satu doa yang ma'tsur atau dicontohkan untuk kita baca setiap hari pagi dan petang adalah berlindung diri dari Ghalabati Al-Dain atau hutang yang melilit.

Selama ini saya kurang menghayati makna dari do'a ini, namun karena ini dianjurkan oleh Rasullullah SAW , ya sering-sering saja saya baca.

Dimasa krisis financial global ini, ternyata do'a inilah yang mestinya sangat relevan untuk kita baca rame-rame setiap hari oleh seluruh elemen bangsa ini – sampai kita bener-bener menjiwai.

Lebih dari itu setelah kita menjiwai, ini juga harus mewarnai segala tindak tanduk kita dalam menjalankan kehidupan kita sendiri maupun – yang jadi pemimpin – yang menjalankan negara ini.

Kita tahu pangkal dari segala krisis ini adalah gaya hidup ngutang, yang dilakukan individu secara rame-rame maupun yang dilakukan oleh pemerintah. Kita telah keliru mengambil contoh!.

Ekonomi bangsa ini, gaya hidup bangsa ini mencontoh ekonomi barat khususnya Amerika yang sebenarnya sama sekali tidak bisa kita contoh.

Dalam hal gaya hidup ngutang yang dilakukan oleh pemerintah misalnya; Pemerintahan Amerika pernah mengajukan ijin ke Konggres untuk menaikkan batas atas hutang negaranya. Dengan batas atas yang baru ini hutang Amerika akan mencapai US$ 9.8 trillion. Hal ini berarti setiap wara negara AS dari yang tua sampai yang baru lahir langsung punya hutang sekitar US$ 33,000 atau sekitar Rp 396,000,000,- !.

Kita 'beruntung' jadi WNI; negara kita konon 'hanya' punya hutang Rp 1,320 trilyun. Atau kalau dibagi rata kepada seluruh warga negara yang tua maupun yang baru lahir ; masing-masing kita kebagian sekitar Rp 5,280,000 atau US$ 440. (Untuk rekan-rekan wartawan jangan quote angka ini ya, saya nggak terlalu yakin karena sulitnya cari data yang pasti di Indonesia).

Yang mengerikan sebenarnya bukan ukuran dari hutang tersebut, melainkan trend kenaikannya. Karena AS sebagai gurunya juga terus menerus manambah hutang – nilai hutang mereka 'baru' mencapai US$ 8.0 trilyun tiga tahun lalu; demikian pula Indonesia, pada saat yang sama tiga tahun lalu hutang kita 'baru' Rp 1,282 trilyun.

Inilah musibah itu; lilitan hutang diatas hutang yang membuat seluruh dunia kalang kabut didera krisis finansial yang seperti sumur tanpa dasar - belum kelihatan ujungnya sampai saat ini.

Dalam dunia finansial; ada dua jenis hutang yaitu yang disebut Self-Liquidating Debt saya sebut saja SLD dan yang satunya tentu sebaliknya yaitu Non-Self-Liquidating-Debt atau N-SLD.

SLD adalah hutang yang produktif yang bisa membayar dirinya sendiri. Contoh kita berhutang 100 untuk kegiatan produksi barang atau jasa yang hasilnya bisa kita jual 130. Dari penjualan ini, 10 kita pakai untuk biaya, 20 kita bagi 50%-nya ke pemberi hutang. Kita bisa berproduksi dan pemberi hutang juga mendapatkan hasil dari dananya. Hutang semacam ini banyak-banyak tidak masalah karena akan mendorong produktifitas.

Sebaliknya N-SLD adalah hutang yang tidak bisa membayar dirinya sendiri. Contoh pegawai dengan penghasilan Rp 10 juta/bulan mengambil kredit Kijang baru dengan cicilan Rp 5 juta/bulan. Maka setiap bulan dia akan kesulitan mencicilnya karena penghasilannya nggak cukup; untuk menutupi ketidak cukupannya dia berbelanja bulanan dengan credit card. Maka menumpuklah hutang tersebut dari waktu ke waktu semakin besar. InilahGhalabati Al-Dain itu …yang kita diajarkan untuk berlindung terhadapnya.

Negara juga demikian; mereka berhutang bukan hanya untuk kegiatan produktif tetapi lebih banyak untuk kegiatan konsumtif. Di Amerika kegiatan konsumtif yang sangat besar adalah untuk membiayai perang Irak dan aksi-aksi yang tidak membawa manfaat bagi penduduk mereka sendiri seperti kegiatan mereka di Afganistan dslb.

Di negeri seperti Indonesia, hutang-hutang kita tersebut dipakai untuk nambal APBN, untuk 'hidup sehari-hari'- nya negeri ini dan membayar mewahnya fasilitas pejabat pengelola negeri ini.

Jadi negeri-negeri seperti Amerika, Indonesia dan seluruh negara di dunia saat ini – sama dengan rakyatnya – hidup rutinnya ditambal dari kartu kredit. Ketika beban kartu kredit terus membengkak – maka bangkrutlah negera-negara tersebut.

Untuk sementara kebangkrutan ini tidak nampak karena berbeda dengan individu, negara bisa mencetak uang walaupun semakin banyak uang dicetak dan beredar di negara ini maka makin turunlah daya beli uang tersebut karena inflasi, beban ini akan dipikul oleh seluruh rakyat negeri ini yang menggunakan mata uang tersebut. Anak cucu kitalah nantinya yang harus membayari kartu-kartu kredit yang dipakai negara-negara ini sampai sekian generasi yang akan datang.

Mari sekarang kita rajin-rajinlah lafadzkan do'a pelepas hutang ini…

Allahumma innii a'udzubika minal hammi wal khazan, wa a'udzubika minal 'adzji wal kasal, wa a'udzubika minal jubni wal bukhl, wa a'udzubika min ghalabati al-daini wa khohri al rijaal.

"Ya Allah saya bersungguh-sungguh berlindung kepadaMu dari rasa susah dan sedih, dan aku berlindung kepadaMu dari rasa lemah dan malas, dan aku berlindung kepadamu dari sifat pengecut dan kikir, dan aku berlindung kepadamu dari lilitan hutang dan tekanan orang lain."

Wa Allahu A'lam

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Indahnya Mulai Usaha dengan Bootstrapping

Dalam dunia entrepreneur, bootstrapping adalah istilah yang digunakan bila anda memulai usaha sendiri tanpa dukungan pendanaan dari pihak lain diluar diri atau organisasi anda. Menggunakan kekuatan sendiri pada umumnya jauh lebih realistik untuk pemula karena andalah yang tahu seluk beluk usaha anda dan tahu seluruh faktor-faktor resikonya, dengan bootstrapping anda juga tidak harus menargetkan hasil yang tinggi, yang biasa dituntut investor bila anda menggunakan dana pihak lain untuk memulainya.

Ilustrasinya begini, bila misalnya anda memulai usaha yang membutuhkan modal awal Rp.100 juta, dan memberikan keuntungan bersih Rp.20 juta, maka dengan 20% hasil per tahun ini sudah sangat baik untuk usaha pemula. Tetapi bila modal yang Rp.100 juta tersebut dari pihak lain dengan rasio bagi hasil 50/50 misalnya, maka investor hanya mendapatkan Rp.10 juta setahun dan demikian pula dengan anda.

Hasil yang 10% setahun kemungkinan besar tidak akan membuat investor senang invest di usaha anda mengingat faktor resikonya, demikian pula dengan anda sendiri. Artinya dengan tingkat hasil yang sama, suatu usaha yang layak didanai sendiri belum tentu layak bila didanai orang lain.

Mungkin anda berpikir lha iya. Kalau punya modal sendiri tentu lebih menyenangkan memulainya dengan modal sendiri, namun kalau tidal memiliki modal sendiri, bukankah pilihannya harus menggunakan modal orang lain? Jawabannya tidak harus!

Untuk contoh usaha yang memerlukan modal Rp.100 juta tersebut di atas misalnya, bila anda ingin memulainya tetapi tidak memiliki modal yang Rp.100 juta, harusnya terpaksa melibatkan orang lain?
Berikut adalah opsi-opsi yang bisa anda tempuh untuk bisa mencapai hasil yang sama atau mendekatinya, meskipun tanpa modal yang cukup dan tidak perlu melibatkan pendanaan modal dari pihak lain:
  1. Berjualanlah dahulu sebelum produksi. Sebelum mampu memproduksi produk anda sendiri, anda bisa berjualan produk orang lain yang sama atau sejenis dengan produk yang anda rencanakan. Manfaatnya, anda akan mulai dapat menguasai pasar tanpa memerlukan modal yang besar untuk memproduksi.
  2. Memproduksi dengan fasilitas produksi orang lain. Banyak sekali produk-produk yang bisa diproduksi orang lain yang sudah berpengalaman dan memiliki fasilitas produksi yang memadai. Manfaatnya, anda sudah dapat memiliki produksi sendiri tanpa harus memiliki pabriknya.
  3. Berjualan dengan tunai. Pemula sering under estimate tentang betapa sulitnya menagih hutang/pembayaran, jauh lebih sulit dari menjual barang itu sendiri. Maka penting untuk hanya menjual terhadap pembeli yang mampu dan mau membayar tunai, manfaatnya jelas; modal yang terbatas akan berputar cepat.
  4. Membiayai usaha dengan pesanan di muka. Bila produk barang atau jasa yang anda jual benar-benar unggul, sangat bisa jadi customer anda bersedia membayar di depan. Sebelum barang atau jasa anda dideliver. Manfaatnya jelas, anda tidak perlu memerlukan modal untuk memproduksi barang atau jasa karena customer andalah yang memodalinya.
  5. Dan, berbagai cara lain yang bisa dilakukan untuk mampu menghasilkan transaksi bisnis, tanpa harus memiliki modal yang besar untuk memulainya.
Meskipun menyenangkan, memulai usaha secara bootstrapping sering dianggap kurang menarik bagi entrepreuner yang berambisi untuk cepat besar. Jadi melibatkan dana investor di luar diri anda atau organisasi anda juga tidak perlu dibuat tabu.

Hanya saja bila investor tersebut anda libatkan setelah berhasil melampaui death valley (telah break event point) anda, insyaAllah akan jauh lebih menarik bagi kedua belah pihak. Bagi investor mereka dapat melihat bisnis anda yang sudah lebih nyata, bukan hanya rencana, dan bagi anda sendiri anda akan lebih percaya diri dan memiliki bargaining position yang lebih baik dalam berhubungan dengan pihak di luar diri atau organisasi anda.

Manfaat lain dari boatstrapping adalah kebebasan mengembangkan ide-ide dan berkreasi sepenuhnya ada pada diri anda, tanpa beban orang lain yang mungkin mensyaratkan hasil tertentu dari usaha tertentu. Jadi selamat ber-boatstrapping..!!!.

Wa Allahu A'lam




Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Perlu Motif yang Benar untuk Berani Membuat Cita-Cita Besar

Allah telah memberi isyarat dalam AlQuran ”Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka sendiri yang mengubah keadaan mereka”. Kalau kita ingin merubah keadaan menjadi jauh lebih baik maka tetapkanlah cita-cita yang lebih besar.

Buatlah sebuah gambaran yang anda inginkan. Ingin menjadi seperti apa, mempunyai apa, berapa banyak. Anda akan hidup dengan siapa, di mana. Dalam komunitas siapa dan seberapa penting komunitas itu dalam percaturan dunia, dan apa peran anda di sana. Tentukan itu semua, dan itulah yang disebut cita-cita.

Contoh: Mungkin kita ingin memiliki rumah yang bagus, besar dan pekarangan yang luas dengan kolam renang, serta 4 mobil mewah di dalam garasi. Ingin memiliki Istri yang cantik, anak-anak yang pandai dan berpendidikan tinggi. Aku akan bergaul dengan wali kota dan gubernur, serta para pengusaha kelas atas. Setiap minggu selalu ada undangan dari papan atas. Hotel, restoran dan kafe adalah tempat dimana saya bertemu mereka. Uangku banyak, setiap bulan bisa tamasya ke berbagai tempat wisata terkenal di Indonesia, bahkan di dunia. Itulah salah satu gambaran kondisi ideal yang jauh lebih baik dari kehidupan kita hari ini. Anda suka?

Akan tetapi di sisi lain, ummat Islam sering dihadapkan pada suasana hati yang tidak nyaman ketika membuat motif kesuksesan seperti itu. Itu motif yang salah. Mereka jadi ragu, bahkan tidak berani. Takut menjadi hedonis, hubbud-dunya, cinta harta dan lupa mati, serakah, dan sombong. Karena itu lebih baik seperti sekarang saja, lebih aman. Terhindar dari sifat-sifat yang membawa ke Neraka. Hidup seperti sekarang sudah cukup. Mau apa lagi, mungkin saya hanya perlu kebiasaan disiplin menabung, membeli mobil bekas, membuat rumah sederhana, itu sudah cukup bagiku. Kalau kemudian saya diminta membuat cita-cita yang jauh lebih besar, misalnya ”Saya ingin punya penghasilan 20 juta sebulan”. Saya menjadi ragu, pertama apa mungkin...?, kedua untuk apa...? Belum tentu menjadi lebih baik, bisa-bisa malah jadi takabbur. Segini juga sudah saya syukuri.

Begitukah?
Jawabannya Iya, jika kita egois. Artinya, ketika kita punya harta, lalu harta itu untuk keperluan sendiri.

Kalau demikian memang memiliki harta sedikit mungkin lebih aman dari pada memiliki harta banyak. Keadaan inilah yang sering membuat kita umat Islam sulit dan takut membuat cita-cita besar, karena itu perlu motif yang benar. Motifnya haruslah berupa kebutuhan yang lebih besar untuk misi hidup yang lebih besar. Misinya bukan hanya untuk keperluan sendiri tapi juga untuk orang lain yang lebih luas. Untuk ummat. Kalau kita tidak ingin menjadi siapa2, tidak ingin punya manfaat lebih besar bagi sesama, maka kita cukup menjadi diri kita seperti hari ini. Namun kalau kita ingin bermanfaat lebih banyak bagi umat manusia, kita harus punya cita-cita besar.

Berkaitan dengan hal itu, saya ingin menyampaikan contoh-contoh kepada anda dengan pertanyaan-pertanyaan. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini tanpa melihat siapa diri anda sekarang. Cukup jawab mau atau tidak mau.

Maukah anda seandainya ditawari menjadi seorang pengusaha yang kaya raya. Yang dengan kekayaan itu anda mejadi mulia. Dengan harta itu anda tidak menjadi kikir tapi bahkan menjadi dermawan, dan rendah hati tidak takabbur. Perusahaan anda bisa memberi pekerjaan dan mencukupi nafkah kepada ribuan orang. Dan dengan kekayaan yang melimpah itu menyebabkan anda masuk surga. Maukah anda menjadi pengusaha yang demikian?

Maukah anda seandainya ditawari untuk menjadi Bupati di suatu kota atau Gubernur di suatu Propinsi atau bahkan Presiden di negeri ini. Ketika anda menjabat, anda bisa memimpin dengan adil dan membuat seluruh rakyat makmur dan bahagia dengan penuh limpahan rahmat dan kemuliaan dari Allah. Dan dengan jabatanmu itu lalu bisa mengajak mereka takwa kepada Allah. Dan dengan jabatan itu menyebabkan anda masuk surga. Maukah anda menjadi pemimpin yang demikian?

Maukah anda seandainya ditawari menjadi seorang ilmuwan besar, sangat besar. Yang dengan ilmu itu bisa memberi solusi dan manfaat di lingkungan anda atau memberi manfaat di kota anda, atau memberi manfaat di negeri anda, bahkan hingga meluber ke negeri lain. Ilmu tersebut diberkahi Allah dan dengannya anda bisa mencapai surga. Maukah anda menjadi ilmuwan yang seperti itu?

Maukah anda seandainya ditawari menjadi salah satu dari ketiga jenis orang di atas. Kemudian bersama-sama dengan orang-orang hebat lainnya mengambil peran dan andil besar dalam mengangkat harkat dan martabat umat Islam yang sekarang sedang terpuruk, serta sedang menjadi ejekan di mata Internasional, seperti sekarang ini. Dan dengan peran anda itu menyebabkan anda bisa masuk surga. Maukah anda menjadi orang yang seperti itu?

Kempat pertanyaan di atas adalah contoh umpan yang harus di jawab, tentu saja masih sangat banyak contoh lainnya. Jika anda menjawab salah satu atau lebih dari keempat pertanyaan itu dengan jawaban ”Mau”, insya Allah anda telah bisa membuat cita-cita besar. Mintalah kepada Allah untuk menjadi seperti itu, atau sejenisnya, terlepas dari siapapun anda sekarang. Jika anda tidak yakin karena belenggu realita saat ini maka turunkan kelasnya. Jika tidak berani bercita-cita menjadi Presiden, bercita-citalah menjadi Gubernur, atau Bupati, atau Camat atau lainnya yang sejenis. Yang penting jauh lebih tinggi dari kondisi saat ini, demi misi anda yang besar. Jika tidak berani bercita-cita menjadi pengusaha sukses kelas Nasional, buatlah cita-cita di bawahnya, menjadi pengusaha sukses kelas Propinsi, atau kelas Kabupaten. Yang penting jauh lebih besar dari kenyataan hidup anda sekarang, demi misi anda yang besar. Jika tidak berani bercita-cita menjadi ilmuwan tingkat Internasional, bercita-citalah menjadi ilmuwan tingkat Nasional, atau tingkat Propinsi atau tingkat Kabupaten. Yang penting cita-cita yang jauh lebih besar dari kenyataan hidup anda sekarang, demi misi anda yang besar.

Cita-cita besar tidak harus direalisasi sendirian, kita adalah bagian dari makhluk sosial. Kita bisa ambil bagian dari yang belum banyak dikerjaan orang, atau dari prioritas yang anda anggap paling perlu. Atau dari yang menurut anda paling anda kuasai. Disitulah anda bisa berguna secara maksimal. Apakah harus jadi ketua atau orang nomor satu? Tidak. Kita bisa jadi wakilnya, atau Kepala bagian tertentu, atau bawahannya kepala bagian atau apapun yang penting kita bermanfaat untuk merealisasikan cita-cita besar. Anda akan menjadi bagian dari sebuah sistem yang punya tujuan besar,dengan demikian semoga kitapun sudah termasuk bermanfaat bagi orang banyak.

Dengan contoh umpan di atas semoga dalam membuat cita-cita besar tidak hawatir terjerumus dalam keserakahan, kesombongan, hedonisme atau cinta dunia, karena misinya sudah jelas. Setelah membuat cita-cita, laporkan pada Allah, yakinlah bahwa suatu ketika Allah akan merealisasikannya, lalu berjuanglah dan tawakallah kepadaNya.
Semoga cita-cita mulia kita menjadi nyata, dan dengannya kita mendapatkan kemuliaan dunya wal aakhiroh. Amin Ya Robbal Alamiin.

Wa Allahu A’lam.



Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Rejeki Tidak Terbatas

Banyak orang yang menganggap rejekinya terbatas karena sudah ditentukan oleh ALLAH SWT, tapi kalau kita melihat kembali kepada Al Qur’an bahwa rejeki seseorang, ditentukan oleh seberapa besar usaha yang dilakukannya untuk mendapatkan rejeki.

Dalam surat An-Najm (53:40-42) disebutkan "dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu)"

Disini jelas, bahwa rejeki setiap orang telah disiapkan oleh ALLAH Yang Maha Pemberi, adalah sama, yaitu Nikmat Sehat dan Nikmat Waktu/Kesempatan. Tapi oleh ALLAH Yang Maha Pemberi, tidak memberikan rejeki itu serta merta kepada manusia. DIA memerintahkan kita untuk meng-usaha-kan Nikmat Sehat dan Nikmat Waktu berupa “kesempatan-kesempatan” disekeliling kita yang telah disiapkan-NYA untuk kita. Seberapa jauh usaha yang kita lakukan, seberapa jeli penglihatan kita atas potensi-potensi yang ada di sekeliling kita maka sebesar itu pula Tuhan menurunkan rejeki untuk kita.

Semakin banyak ilmu yang kita miliki maka semakin banyak kita melihat “kesempatan-kesempatan” yang ALLAH SWT berikan kepada kita. Sebagai contoh apabila di sekitar kita ada sebuah air terjun, banyak orang-orang yang melihat potensi tersebut hanya berupa pemandangan maupun kesempatan bermain air di bawah air terjun tersebut. Tetapi untuk sebagian orang yang memahami ilmu mekanika fluida, ia akan dapat mengkonversikan energi air terjun tersebut menjadi energi listrik yang bisa digunakan dan memberikan manfaat untuk orang banyak, bahkan bisa memberikan pendapatan yang besar dalam jangka waktu yang panjang bahkan bisa sampai 20 tahun.

Rejeki itu akan diberikan kepada setiap manusia yang meng-usahakannya, tidak melihat dia sebagai orang yang ber-iman atau tidak, orang baik atau tidak, orang jujur atau tidak, maling atau tidak, koruptor atau tidak, dan bagaimana untuk mendapatkannya, apakah dengan cara yang baik atau tidak, dengan cara halal atau dengan cara haram. Semua akan mendapatkannya, sesuai dengan apa yang diusahakannya.

Dari rejeki yang telah didapatkan, maka sesuai dengan ketentuan dari Tuhan Yang Maha Menentukan, akan menilai semua hasil usaha yang kita dapatkan, apakah sesuai dengan ketentuan-Nya atau tidak

Kalau kita mengibaratkan sebagai karyawan, maka gaji setiap karyawan adalah berbeda, tergantung seberapa besar kontribusinya kepada perusahaan. Seorang karyawan yang telah berusaha dengan maksimal tentu akan mendapatkan gaji yang lebih, demikian sebaliknya, karyawan yang kontribusinya sedikit akan menerima gaji yang sedikit.

Kita tidak bisa mengatakan bahwa bos kita tidak adil karena telah memberikan gaji yang berbeda kepada setiap karyawan. Karena sudah merupakan rule bahwa yang berkontribusi lebih akan mendapatkan hasil lebih.

Demikian juga dengan rejeki Tuhan. Rejeki itu akan diberikan sesuai dengan usaha yang telah dilakukan untuk mendapatkan rejeki tersebut. Kita tidak bisa mengatakan Tuhan itu tidak adil, padahal kita tidak mengusahakan rejeki yang telah disiapkan untuk kita.

Ada yang mengatakan bahwa rejeki itu tergantung dari garis tangan. Tapi apakah sama garis tangan orang yang telah bekerja keras dengan yang bekerja sedikit. Tentu bagi mereka yang telah bekerja keras akan mempunyai garis tangan sebagai pekerja keras, sedangkan bagi yang bekerja sedikit akan mempunyai garis tangan dengan rejeki yang sedikit. Jadi garis tangan bukanlah ukuran rejeki setiap orang, tapi bagaimana dia menggunakan tangannya untuk mendapatkan rejeki dari Tuhan. Kalau kita ingin garis tangan yang baik, maka bekerjalah dengan sungguh-sungguh, maka Anda akan mempunyai garis tangan yang baik.

Dalam film the secret menjelaskan bahwa alam akan menyiapkan segala sesuatu yang telah kita rencanakan. Begitu kita pikirkan, kita tuliskan dan kita ucapkan, maka alam akan bekerja untuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk semua rencana yang telah kita lontarkan. Semakin besar usaha kita untuk mempersiapkan rencana kita, makin besar pula alam mempersiapkan segala sesuatunya untuk kita.

Dalam merencanakan sesuatu, maka perlu kita memikirkannya dengan baik, kemudian menuliskannya dalam agenda kita dan terakhir mengucapkannya dalam ucapan kita. Begitu rencana yang telah kita pikirkan, kita tuliskan dan ucapkan maka dengan segera otak kita meng-install semua rencana yang telah kita susun. Sang otak akan bekerja siang malam tanpa henti dan tanpa instruksi dari kita untuk mempersiapkan rencana yang telah kita susun. Sekali program ini ter-instal, maka program akan tersimpan parmanen, tidak bisa di hapus, dan otak kita akan terus mengolah rencana-rencana yang telah kita buat. Otak ini hanya akan berhenti bekerja pada saat kita mengadapkan diri kepada Sang Maha Pencipta dan Maha Kuasa.

Untuk menghadap kepada Sang Khalik, maka kita akan melakukan "Zero Mind Process", yang akan me-NOL-kan pikiran kita hanya untuk menghadap kepada ALLAH Yang Maha Kuasa. Kita memohon kepada-Nya untuk dimudahkan dalam segala rencana kita bagaimana kita harus menghadapi orang yang akan kita temui, agar kita dimudahkan dalam penyampaian, dimudahkan dalam penerimaan, dan dimudahkan bagi orang untuk mengerti apa yang kita ucapkan dan kita inginkan.

Dalam pencapaian keberhasilan dunia, orang banyak melupakan tujuan akhir kita di akhirat. Kita hanya terfokus di dunia dan lupa dengan akhirat. Ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari-hari, bagaimana orang mendapatkan rejeki dengan cara yang tidak patut dan mendzalimi orang lain.

Kita ibaratkan seorang penyelam mutiara, yang ditugaskan oleh Sang Maha Pencipta untuk mencari mutiara didasar laut. Kita diberi perbekalan nafas berupa tabung oksigen yang bisa dipergunakan untuk jangka waktu yang ditentukan, dan kita sudah mempunyai komitmen untuk dapat mencari kerang mutiara sebanyak-banyaknya.

Tapi apa yang terjadi, begitu kita sampai dipermukaan laut, kita sudah terlena dengan keindahan alam bawah laut, kita lupa dengan tugas utama kita yang sesungguhnya. Kita betah berlama-lama dengan keindahan laut, padahal jatah oksigen kita makin lama makin tipis, sehingga pada satu waktu dimana jatah oksogen kita sudah hampir habis, baru kita sadar akan tugas utama yang belum kita laksanakan. Dengan waktu yang tersisa sedikit, kita terpaksa terburu-buru untuk mencari kerang mutiara. Dengan waktu yang sidikit itu, kita hanya mendapatkan kerang seadanya dengan kualitas seadanya dan bahkan ada yang tercecer karena keterburuan kita untuk mendapatkannya.

Bisa dibayangkan dengan hasil yang seadanya, bahkan tidak memenuhi syarat, kita menghadap Sang Khalik. Sebagai Pemilik yang telah memberikan tugas kepada kita, tapi tidak kita kerjakanan dengan baik, maka kita akan mendapatkan ganjaran yang setimpal dengan apa yang kita dapatkan. Kalau ibaratkan seorang yang mendapat tugas dari juragannya, dengan hasil yang minim, maka kita tentu akan dipecat dari karyawan dan mungkin malah tanpa pesangon.

Wa Allahua’lam.



Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Apakah bisnis yang benar dan baik itu...?

Bisnis yang benar dan baik adalah bisnis yang bisa terukur dari investasi waktu yang telah kita keluarkan dan kebebasan waktu yang akan kita dapatkan, bukan Uang atau Modal... Because Bisnis just Idea...!!!

Karena di dalam berbisnis yang berhasil, kita harus mendapatkan 2 Kebebasan, yaitu: Kebebasan Finansial dan Kebebasan Waktu. Kita dapat mengatur waktu bukan diatur oleh waktu, sehingga kita dapat memberikan waktu yang berkualitas untuk beribadah dan keluarga.

"Ambillah lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa lapangmu sebelum datang masa sempitmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Kitab Al-Mustadrak).

Wa Allahu A'lam



Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Tidak ada yang sia-sia, optimis selalu

Optimisme adalah memandang hidup ini sebagai persembahan yang terbaik. Tidak ada sesuatu yang terjadi begitu saja dan mengalir sia-sia. Pasti ada tujuan. Pasti ada maksud. Mungkin saja anda mengalami pengalaman buruk yang tak mengenakkan, maka keburukan itu hanya karena anda melihat salah satu sisi mata uang saja. Bila anda berani menengok kesisi yang lain, anda akan menemukan pemandangan yang jauh berbeda.

Kita harus berusaha untuk tersenyum atau menampakan wajah yang ceria sebagai sodaqoh kita. Optimisme terletak dalam hati, bukan hanya terpampang di muka. Jadilah optimis, karena hidup ini terlalu rumit untuk dipandang dengan mengerutkan alis dan menjadi indah bila dipandang dengan senyuman, rasa syukur dan pola pikir positif.

Tetaplah optimis karena dibalik kesulitan terdapat kemudahan, dibalik kesulitan terdapat kemudahan, karena itu selesaikanlah suatu urusan setelah itu lakukan urusan lain dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada Allah SWT tempat kita memohon. Surah Al Inshirah 5-8.

Wa Allahu A'lam

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas:

Wawasan & Fokus

Suatu hari Arjuna ingin mengasah keterampilan memanah dari muridnya – yang kemudian menjadi istrinya – Srikandi. Diajaknya Srikandi ke hutan dan mulai membidik sasaran. Ketika Srikandi mulai menarik busur panah dan hendak melepaskan anak panahnya, sang Arjuna berbisik : " Tunggu dahulu, apa yang kamu lihat istriku ?". Sang istripun menjawab : " Aku melihat hutan…", maka sang suami segera memegang tangan istrinya dan berkata : "tunggu dahulu, jangan dilepaskan anak panahmu…".

Setelah beristirahat sejenak, latihan pun dilanjutkan. Ketika Srikandi menarik busur dan siap melepaskan anak panahnya, suaminya kembali bertanya : "Apa yang sekarang kamu lihat istriku ?". Istrinya menjawab : "Aku melihat pohon". Kembali sang suami memegang tangan istrinya dan berkata : " Tunggu dahulu, belum saatnya…, jangan dilepaskan anak panahmu…".

Pelajaran-pun berlanjut, Ketika Srikandi menarik busur dan merasa siap betul untuk melepaskan anak panahnya, lagi-lagi suaminya kembali bertanya : "Apa yang sekarang kamu lihat istriku ?". Istrinya menjawab : "Aku melihat burung sekarang". Tetapi suaminya belum merasa puas, sang suami-pun memegang tangan istrinya dan kembali berkata : " Belum cukup istriku, jangan dilepaskan dahulu anak panahmu…".

Setelah istirahat cukup, menenangkan diri dan mengkonsentrasikan pikiran, pelajaran dilanjutkan lagi. Setelah Srikandi dengan tenang dan fokus menarik busurnya, sang suami kembali bertanya : "Apa yang kamu lihat sekarang…?". Sang istri menjawab dengan tenang : "Aku sekarang hanya melihat mata burung…!". Kali ini suaminya memberikan instruksi : "Sekarang lepaskan anak panahmu…".

Srikandi seolah tidak mendengar instruksi sang suami, matanya tetap fokus ke mata burung yang dilihatnya tetapi dia tidak tega untuk memanahnya. Sampai berulang-ulang suaminya memberi instruksi "lepaskan…, lepaskan…, lepaskan…". Anak panah itu tidak dilepaskan oleh Srikandi dari busurnya, sampai sang burung terbang kembali dengan bebasnya.

Penasaran dengan apa yang dilakukan oleh istrinya, sang Arjuna berkata : "Mengapa kamu tidak lepaskan anak panahmu, padahal kalau kamu lepaskan pasti kena bidikanmu…". Istrinya menjawab : "betul aku tahu, anak panah itu akan tepat mengenai sasaran…tetapi justru karena itu aku tidak mau melepaskannya karena burung yang aku panah itu akan mati sia-sia…".

Sang arjuna-pun mengerti dan menghargai alasan istrinya, maka pada pelajaran berikutnya tidak digunakan benda hidup sebagai sasaran memanah. Dipilihnyalah sawo kecik (sawo yang matangnyapun tetap berukuran kecil) di pohonnya yang tinggi.

Ketika sang istri sudah siap dengan busur yang ditariknya, sang Arjuna hendak bertanya – namun sebelum sempat bertanya istrinya sudah melepaskan anak panahnya dan tepat mengenai tangkai dari sawo kecik yang dibidiknya.

Setelah mengambil sawo yang terjatuh dalam kondisi utuh – karena yang dipanah tangkainya bukan sawonya, dengan penasaran dia kembali bertanya ke istrinya : "Bagaimana kamu bisa memanah tangkai sawo yang hanya sebesar lidi, padahal aku belum memberikan perintahnya untuk melepaskan anak panahmu ?."

Sang istri menjawab : "maafkan aku suamiku, aku tahu itu yang akan engkau perintahkan karena itu yang terbaik. Bila aku panah sawonya, tentu itu lebih mudah – tetapi sawonya akan menjadi hancur dan tidak berguna. Dengan memanah tangkainya – yang lebih sulit, sawo tetap utuh dan masih bisa dimakan oleh manusia atau hewan yang membutuhkannya."

Dialog dalam pelajaran memanah ini mengandung banyak pelajaran untuk kita yang terjun ke dunia usaha.

Pertama, bagi kita yang pemula di dunia usaha – kita membutuhkan mentor yang berwawasan luas tetapi juga mampu melihat detil. Mentor yang bisa melihat hutan, kayu, burung sampai mata burung.

Kedua untuk pelaku usaha itu sendiri, dia butuh fokus yang sangat tajam – sebelum dia bener-bener menerjuni usaha yang dipilihnya.

Ketiga, usaha apapun yang kita lakukan – tidak boleh menimbulkan kemubadhiran, membunuh binatang yang tidak perlu, memboroskan hasil alam yang terbatas dlsb.

Keempat, bangun komunikasi yang baik – sehingga perintah tidak selalu harus diucapkan.

Kelima, buka pikiran dan hati…, hargai pendapat dan keputusan mitra Anda kalau memang itu yang terbaik.

Wa Allahu A'lam.

http://eksportir-indonesia.com

Tulisan Terkait:

Info Dinar Emas: